Guru
Pembimbing : Abdullah
Nama Kelompok : Muhammad Alim
Periodisasi dan
Kronologi Sejarah
Periodisasi dan Kronologi Sejarah merupakan hal
yang penting dalam sejarah. Dengan periodisasi, sejarawan dapat lebih
memfokuskan dirinya dalam penelitian suatu pembabakan sejarah. Penelitian yang
dihasilkan juga akan lebih baik. Kesempurnaan ini akan semakin lengkap jika
hasil penelitian sejaraah tersebut disajikan secara kronologis dimana urutan
waktu terjadinya peristiwa-peristiwa itu dapat dilihat dengan baik.
Periodisasi Sejarah
Dua dimensi utama dalam sejarah adalah dimensi
spasial (ruang) dan dimensi temporal (waktu). Konsep waktu dalam sejarah
meliputi waktu atau tempo (time)
yaitu proses kelangsungan dan waktu (duration)
yang merupakan kesatuan dari kelangsungan tiga dimensi waktu yaitu, waktu yang
lalu ,waktu sekarang dan waktu yang akan datang (the past, the present, the future).
Sejarah mempunyai area yang cukup luas dan panjang.
Dari rentang waktu, sejarah telah melewati ratusan, bahkan ribuan tahun dan
melibatkan perubahan yang luas dalam kehidupan manusia. Mengkaji dan memahami
semua peristiwa sejarah yang luas dan panjang secara detail merupakan sesuatu
yang tidak mungkin. Sehingga diperlukan pembabakan sejarah atau periodisasi
sejarah. Periodisasi dalam sejarah adalah tingkat perkembangan masa dalam
sejarah atau pemababkan masa dalam sejarah.
Maksud dan tujuan periodisasi adalah untuk mengadakan
tinjauan menyeluruh peristiwa-peristiwa dan saling berhubungan dengan berbagai
aspek nya. Dengan adanya pembabakan masa lalu manusia ini diharapkan dapat
membawa pemahaman tentang masa lalu secara sistematis, temporal, tematis, dan
dapat dipahami secara terintegrasi.
Suatu karya sejarah tidak akan lepas dari
ketergantungan terhadap penafsiran seorang sejarawan, sebab tanpa adanya
penafsiran seorang sejarawan masa lalu hanyalah potongan-potongan fakta sejarah
yang saling terlepas dan kelihatan mati.
Menurut
pendapat Sidi Gazalba, keadaan semacam itu, sejarah berhenti pada tahap kronik
atau annal atau catatan peristiwa atau pseudo sejarah. Hal inilah yang membuat
pentingnya sebuah periodisasi masa lalu, setiap sejarawan sangat mungkin
berbeda salam memberikan sebuah periodisasi masa lalu karena dasar befikir dan
dasar sudut pandang yang berbeda dalam melihat suatu fakta sejarah. Hal itu
erat kaitannya dengan keyakinan, pandangan hidup, filsafat atau agama yang
dianut sejarawan.
Oleh karena itu, dapat dipahami betapa sulitnya
teori periodisasi dalaam sejarah. kesulitan dalam periodisasi berkaitan dengan
unit sejarah yang diambil. Semakin besar dan kompleks suatu unit, semakin sulit
menetapkan kriteria yang tajam yang berlaku untuk seluruh unit. Pengertian
periodisasi sejarah terkait erat dengan pembagian masa lampau manusia
berdasarkan waktu. Periodisasi atau pembabakan adalah pengelompokkan
peristiwa-peristiwa sejarah yang menonjol dalam satu kesatuan waktu tertentu.
Periodisasi yang biasanya digunakan adalah pemisahan yang tidak mendasarkan
pada urutan waktu matematis. Periodisasi biasanya didasarkan pada masalah
aktual atau momentum tertentu. Kriteria waktu yang digunakan adalah waktu
antropologis, yaitu suatu momentum yang dapat menunjukkan adanya karakteristik
dari suatu kurun waktu yang berbeda jelas dengan kurun waktu yang lain. Dalam
perkembangan penulisan sejarah yang ada, periodisasi sangat tergantung dari
penyusun sejarah(sejarawan).
Bahkan sejarawan modern tidak hanya dihadapkan
dengan masalah waktu yang panjang, area yang luas dalam sejarah, melainkan juga
adanya berbagai aksentuasi (penekanan) dalam sejarah. Mulai dari sejarah
politik yang telah lama berkembang, sejarah ekonomi, sejarah sosia, sejarah
kebudayaan,sejarah petani, sampai sejarah intelektual, amaupun sejarah wilayah.
Satu hal yang perlu diingat, walaupun terdapat banyak penafsiran dalam menyusun
periodisasi namun tiap kejadian tidak bisa lepas dengan waktu.
Bagi masyarakat tradisional di zaman kerajaan,kurun
sejarah biasanya didasarkan pada masa kekuasaan sang rajayu atau masa sebuah
kerajaan berdiri. Pembabakan atau periodisasi dapat dilakukan lebih mudah dan
sederhana. Pmebataan waktu dapat ditentukan dengn mudah dengan melihat masa
pemerinatahn penguasa, awal dan akhir perang atau gerakan sosial, periode
berdirinya suatu negara atau kerajaan dan lain-lain. Namun bila periodisasi itu
dipergunakan dimasa modern ini sangat sulit untuk mendasarkan diri pada masa
kekukasaan seorang penguasa, karena suatu peristiwa kadang ada yang memiliki
benang merah dari satu penguasa ke penguasa lain atau bahkan dari satu wilayah
dengan wilayah lainnya dalam jangkauan yang kadang mendunia. Dengan demikian,
batas sebuah sebuah periodisasi sejarahpun akan menjadi sangat kabur mengingat
dalam materi oelajarh sejarah tidak ada yang pasti, kepastian justru dalam
perbedaan itu.
Secara umum di kalangan sejarawan sudah ada semacam
konsesus tentang pembagian sejarah umum. Misalnya zaman sebelum dikenal tulisan
dimasukkan dalam periode prasejarah. Walaupun secara etimologis pernah digugat
oleh Moh.Yamin dia memberikan alternatif zaman Nirleka. Konsep prasejarah
sampai kini tetap dominan. Sedangkan zaman di mana masyarakat sudah mengenai
tulisan dimasukkan pada periode sejarah.
Periodisasi atau pembabakan waktu yang lazim
dipergunakan untuk melukiskan sejarah suatu negara ialah pembagian waktu
berdasarkan dinasti (wangsa), yaitu keluarga raja. Sejarah bangsa-bangsa. Asia
pada umumnya dilukiskan menurut babakan waktu dinasti karena kedudukan raja
dianggap sangat penting dalam masyarakat. Babakan waktu dinasti terutama
mementingkan riwayat hidup raja-raja, seolah-olah semua peristiwa sejarah
disusun menjadi cerita dengan dinasti sebelumnya.
Dalam sejarah modern (Barat) telah lama ada tradisi
membuat pembagian waktu atau periodisasi. Sampai sekarang masih berlaku apa
yang telah disusun oleh Cellarius (1638-1707), yaitu membagi sejarah Barat atas
tiga periode yaitu zaman kuno, zaman pertengahandan zaman modern. Pembagian
tersebut dengan memakai pembatasan waktu, yaitu kurang lebih tahun 500 dan
tahun 1500. Dari periodisasi zaman tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam
babakan sejarah berikut ini.
a) zaman
prasejarah
b) zaman
mula sejarah
c) zaman
sejarah kuno
d) zaman
pertengahan
e) permulaan
zaman modern
f) abad
ke-19
g) zaman
dua perang dan masa antara dua perang dan
h) masa
sesudah perang.
Demikian pula periodisasi sejarah di Indonesia.
Zaman sebelum ditemukan tulisan dikelompokkan pada zaman prasejarah yaitu
kemudian dibagi lagi menjadi zaman batu dan zaman logam. Masuknya pengaruh
India dijadikan babakan baru sejarah Indonesia, yaitu dijadikan sebagai awal
perkenalan dengan tulisan. Kemudian pengaruh dan perkembangan Islam menjadi
penggalan sejarah yang berbeda dengan pengaruh Eropa yang berupa imperialisme
dan kolonialisme. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan titik balik dari
pemgaruh Eropa, sehingga semua pemikiran tentang sejarah Indonesia harus
berproses darinya. Secara umum berikut ini periodisasi sejarah Indonesia yang
banyak digunakan.
a) Zaman
prasejarah (zaman batu dan zaman logam)
b) Zaman
Hindu Budha
c) Zaman
Islam
d) Zaman
Kolonial (1896-1945)
e) Zaman
pendudukan Jepang (1945-1955)
f) Zaman
Revolusi Kemerdekaan (1945-1955)
g) Zaman
Orde Lama (1955-1966)
h) Zaman
Orde Baru (1966-1998)
i)
Zaman
Reformasi(1998...)
Sudah menjadi jelas bahwa pembagian tersebut bukan
peristiwa yang terputus begitu saja. Aspek kelangsungan,suatu kontinuitas
sejarah juga masih nampak. Dalam konteks yang demikian,periodisasi yang
dilakukan sangat tergantung pada momentum yang dianggap relevan dengan
permasalahan penelitian yang diajukan. Tujuan periodisasi bukan untuk
memutuskan peristiwayang satu dengan yang lain namun untuk menyederhanakan
infomasi masa lampau yang sangat banyak itu ke dalam tampilan sederhana dan
mudah dipahami.
Dengan demikian,waktu sebagai susunan cerita sejarah sangat penting karena beberapa hal berikut:
a. Dalam
babakan waktu tampak keyakinan/kepercayaan penyusunan.
b. Babakn
waktu merupakan rangkuman (intisari) seorang penulis menurut keyakinannya
sendiri.
c. Babakan
waktu adalah batu ujian fakta-fakta dan alat penghubung fakta-fakta.
Kronologi Sejarah
Dalam usaha untuk mendapatkan pemahaman mengenai
pengertian sejarah secara gamblang dan terkait antara satu peristiwa yang lain
diperlukan adanya kemampuan untuk mengurutkan peristiwa sejarah secara logis,
yang biasa dikenal dengan kronologi sejarah. Biasanya periode yang sedang
berlangsung juga ditunjukkan benang merahnya dengan periode yang ada sebelumnya
atau kekuasaan sebelumnya. Suatu periode sejarah yang dialami masyarakat
tradisional dirasakan ada hubungan mistisnya, sedang pada masyarakat modern
lebih dicari pada unsur logisnya. Hal itu menunjukkan bahwa pembagian waktu
bukan hanya sekedar menonjolkan perbedaan atau pertentangan lainnya baik dalam
posisi waktu bersamaan, maupun waktu berurutan.
Proses kelangsungan dalam perubahan harus
digambarkan secara jelas. Kronologi sejarah sangat diperlukan dalam mengaitkan
antara peristiwa satu dengan lainnya, baik dalam hubungan kausal atau sebab
akibat maupun hubungan logis lainnya.
Dengan
demikian, kronik-kronik dinasti yang pernah berkuasa di Cina dapat menjadi
salah satu sumber bukti tentang keberadaan masyarakat maupun bangsa Indonesia
pada masa lampau. Catatan peristiwa sejarah biasanya dapat terwujud dokumen
yang berupa otobiografi, suart kabar, rekaman, laporan,karya sastra, pernyataan
pendapat, dan bentuk catatan lain.
Dalam
penulisan sejarah yang bersumber pada dokumen itu dapat memberikan informasi
atau ketergantungan mengenai peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau.
DAFTAR PUSTAKA
Bima
Mandala Putra, 1996, Kota bumi Lampung Utara
0 komentar:
Posting Komentar