PERADABAN AWAL
AFRIKA
GURU PEMBIMBING :
ABDULLAH, S.Pd
OLEH KELOMPOK ASAL JADI :
-
NOVITA SARI
-
RAHMI PUTRIYANI
-
YUNDA MAI ZAHRA
-
AYU ANDIRA
-
AYSI MARYAM
-
ADE MILANDA
-
YESSY MAHARANI
KELAS : X IPS 1
SMA NEGERI 3 BANGKO PUSAKO
KEC. BANGKO PUSAKO
KAB. ROKAN HILIR
RIAU
TP. 2018/2019
BAB
I
PENDAHULUAN
A. latar
belakang
Letak geografis Mesir di Afrika Utara, walaupun Semenanjung Sinai adalah dalam Asia Barat daya. Negara ini mempunyai pesisir pantai yaitu Laut Mediterranean dan Laut Merah; berbatasan dengan Libya bagian barat, Sudan dibagian selatan, Semenanjung Gaza, Palestin danIsrael bagian timur. Mesir Kuno terbagi atas dua kerajaan, yang dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir Hilir.Berlainan dengan kebiasaan, Mesir Hulu (Upper Egypt) terletak di selatan dan Mesir Hilir (Lower Egypt) di utara, dinamakan sungai Nil. Sungai Nil mengalir ke utara dari titik selatan ke Mediterranean. Sungai Nil, yang merupakan tumpuan penduduk negara tersebut telah menjadi sumber kehidupan bagi kebudayaan Mesir sejak kebudayaan Naqada dan Zaman Batu. Kedua kerajaan membentuk Kemet ("tanah hitam"), Gurun dikenal sebagai Deshret ("tanah merah"), menurut Herodotus: "Mesir merupakan negara tanah hitam. Kita ketahui bahawa Libya mempunyai tanah lebih merah." (Histories, 2:12). Tetapi Herodotus turut menyatakan "Colchians adalah penduduk Mesir. Berdasarkan fakta bahwa mereka berkulit hitam dan mempunyai rambut keriting (wooly hair)." (Histories Book 2:104), dan Champollion yang lebih muda (yang mendikripsi Batu Rosetta) dalam Expressions et Termes Particuliers (Expression of Particular Terms) mendakwa baawa Kemet sebenarnya tidak merujuk kepada tanah, tetapi kepada penduduk negro dalam ertikata "Negara Hitam - (Black Nation)".
B. Rumusan Masalah
Ø Menjelaskan pengertian peradaban mesir kuno dan pencapaian-pencapaiannya.
Ø Bagaimana Pembagian Kerajaan Mesir Tua, Tengah, dan Mesir Baru.
Ø Menjelaskan bagaimana pemerintahan dan ekonomi di Mesir Kuno.
Ø Menjelaskan tentang Budaya dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno,
Ø Bagaimana dengan sistem Agama dan kepercayaan Bangsa Mesir Kuno dan
Ø Menjelaskan bangsa dan bahasa Mesir Kuno
C. Tujuan Dan Maanfaatnya
Tujuan dan manfaat mempelajari pelajaran sejarah tentang Mesir Kuno ini adalah bagaimana kita bisa mengetahui sejarahnya, tentang keadaan pemerintahan maupun ekonominya, dan kita bisa mengetahui tetang bagaimana budaya, dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno serta kita bisa mengetahui sistem agama dan kepercayaan yang bagiman di anut di Mesir Kuno tersebut.
Letak geografis Mesir di Afrika Utara, walaupun Semenanjung Sinai adalah dalam Asia Barat daya. Negara ini mempunyai pesisir pantai yaitu Laut Mediterranean dan Laut Merah; berbatasan dengan Libya bagian barat, Sudan dibagian selatan, Semenanjung Gaza, Palestin danIsrael bagian timur. Mesir Kuno terbagi atas dua kerajaan, yang dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir Hilir.Berlainan dengan kebiasaan, Mesir Hulu (Upper Egypt) terletak di selatan dan Mesir Hilir (Lower Egypt) di utara, dinamakan sungai Nil. Sungai Nil mengalir ke utara dari titik selatan ke Mediterranean. Sungai Nil, yang merupakan tumpuan penduduk negara tersebut telah menjadi sumber kehidupan bagi kebudayaan Mesir sejak kebudayaan Naqada dan Zaman Batu. Kedua kerajaan membentuk Kemet ("tanah hitam"), Gurun dikenal sebagai Deshret ("tanah merah"), menurut Herodotus: "Mesir merupakan negara tanah hitam. Kita ketahui bahawa Libya mempunyai tanah lebih merah." (Histories, 2:12). Tetapi Herodotus turut menyatakan "Colchians adalah penduduk Mesir. Berdasarkan fakta bahwa mereka berkulit hitam dan mempunyai rambut keriting (wooly hair)." (Histories Book 2:104), dan Champollion yang lebih muda (yang mendikripsi Batu Rosetta) dalam Expressions et Termes Particuliers (Expression of Particular Terms) mendakwa baawa Kemet sebenarnya tidak merujuk kepada tanah, tetapi kepada penduduk negro dalam ertikata "Negara Hitam - (Black Nation)".
B. Rumusan Masalah
Ø Menjelaskan pengertian peradaban mesir kuno dan pencapaian-pencapaiannya.
Ø Bagaimana Pembagian Kerajaan Mesir Tua, Tengah, dan Mesir Baru.
Ø Menjelaskan bagaimana pemerintahan dan ekonomi di Mesir Kuno.
Ø Menjelaskan tentang Budaya dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno,
Ø Bagaimana dengan sistem Agama dan kepercayaan Bangsa Mesir Kuno dan
Ø Menjelaskan bangsa dan bahasa Mesir Kuno
C. Tujuan Dan Maanfaatnya
Tujuan dan manfaat mempelajari pelajaran sejarah tentang Mesir Kuno ini adalah bagaimana kita bisa mengetahui sejarahnya, tentang keadaan pemerintahan maupun ekonominya, dan kita bisa mengetahui tetang bagaimana budaya, dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno serta kita bisa mengetahui sistem agama dan kepercayaan yang bagiman di anut di Mesir Kuno tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
PERADABAN PERKEMBANGAN AWAL
KEHIDUPAN DI AFRIKA”
Afrika merupakan benua terbesar kedua di dunia dan juga menjadi benua dengan
penduduk terbanyak dengan sepertujuh populasi dunia setelah Asia. Afrika juga
sering dikenal sebagai benua hitam karena mayoritas penduduknya memanglah dari
ras negroid yang berkulit hitam akan tetapi bukan berarti kata Afrika tersebut
bermakna hitam. Kata Afrika diketahui berasal dari bahasa latin yaitu Africa
terra yang berarti tanah afri (bentuk jamak dari “Afer”). Sementara
kata Afer ini berasal dari bahasa Fenisia yaitu Afar yang berarti
debu, atau juga dari suku Afridi yang mendiami bagian utara benua dekat
Kartago, atau juga dari bahasa Yunani yaitu Aphrike yang berarti tanpa
dingin.
Dari semua
asal kata tersebut Afrika secara sejarahnya diketahui bahwa merupakan tempat
tinggal manusia yang paling awal dan dari benua ini manusia kemudian menyebar
ke benua-benua lainnya. Dari hal itu, maka Afrika merupakan tempat yang dimana
terjadinya garis evolusi kera menjadi berbeda dari protohuman pada tujuh juta
tahun yang lalu. Sehingga Afrika merupakan satu-satunya benua yang ditinggali
nenek moyang manusia hingga sekitar dua juta tahun lampau ketika Homo Erectus
berkembang keluar Afrika menuju Eropa dan Asia yang kemudian dari benua-benua
tersebut mereka mengalami evolusi yang berlainan dan menjadi spesies yang
berbeda dan berakhir menjadi Homo Sapiens.
Dengan
adanya hal tersebut tentunya Afrika mempunyai jejak sejarah yang cukup panjang
dengan mulai munculnya beberapa peradaban-peradaban kuno yang mengawali dari
kehidupan manusia yang bahkan juga merupakan salah satu dari peradaban kuno
tertua di dunia. Peradaban-peradaban tersebut yaitu peradaban Kartago yang
sekarang menjadi Tunisia yang terletak di Afrika Utara, Aksum yang sekarang
menjadi Ethiopia, Khus yang sekarang menjadi Sudan, Peradaban kerajaan-kerajaan
dagang di Afrika Barat (Ghana, Mali, Sohai), dan juga Benin yang berada di
Afrika Tengah.
1. SISTEM KEPERCAYAAN
Kepercayaan bangsa Mesir bersifat
politeisme. Dewa-dewa yang disembah bangsa Mesir, antara lain, Dewa Amon-Ra
(Dewa Bulan Matahari), Dewa Osiris (Dewa Pengadilan di Akhirat), dan Dewa Isis
(Dewa Sungai). Mereka juga percaya bahwa jiwa seseorang yang mati akan tetap
hidup selama jasadnya masih tetap- utuh. Untuk itu, mayat dibalsem atau
diawetkan yang disebut mummi.
2. SISTEM PEMERINTAHAN
Sebagai kawasan yang berbasis
pertanian besar, Mesir Kuno dipimpin oleh seorang Firaun. Di daerah-daerah
terdapat 20 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur.
Firaun Mesir Kuno berperan sebagai
Raja Dewa (God Kings). Baru pada tahun 2133 SM, Firaun hanya diakui
sebagai "keturunan dewa" saja. Pada mulanya, Mesir terbagi menjadi
dua, yaitu Mesir Bawah (Hilir/Utara) dengan ibu kota di Memphis dan Mesir Atas
(Hulu/Selatan) dengan ibu kota di Thebe. Sejak Firaun Menes dari Wangsa
I (3100-2890 SM) berkuasa, kedua Mesir dapat disatukan. Penyatuan ini
ditandai dengan mahkota yang dikenakan Menes berupa mahkota bersusun dua.
Pehyatuan Menes ini oleh penerusnya dikembangkan dengan ekspansi ke Sudan,
Nubia dan Libya.
Pada masa kekuasaan Wangsa lll
(2686-2613 SM), pemerintahan dipegang oleh Firaun Joser. Saat itu, Mesir
berhasil menguasai daerah Nubia Hilir.
Pada masa pemerintahan Wangsa IV
(2613-2494 SM), ada beberapa Firaun yang menonjol di antaranya Khufu,
Khafre, dan Menkaure. Pada waktu itu, Mesir berperang dengan Nubia dan
Libya. Pada tahun 1674-1567 SM, Mesir diserang dan dikuasai oleh bangsa Hyksos.
Selanjutnya Ahmosis I dari Wangsa
XVIII (1567-1320 SM) berhasil mengusir bangsa Hyksos dan mengembalikan
kemerdekaan dan kejayaan Mesir. Firaun Thutmosis lll memperluas
kekuasaan Mesir sampai dengan tepi Sungai Eufrat.
Pada masa pemerintahan Wangsa XX
(1200 SM), kejayaan Mesir perlahan-lahan mulai pudar. Beberapa jajahan Asia
melepaskan diri, bahkan tahun 524~04 SM, Mesir dikuasai oleh Persia. Pada masa
pemerintahan Wangsa XXVII (404-398 SM) bangsa Persia dapat diusir dari
Mesir dengan bantuan Yunani.
Pada tahun 332 SM, Alexander
Macedonia menyerbu ke Asia dan Mesir. Sejak itu Mesir dikuasai Yunani
sampai dengan pemerintahan Wangsa Ptolomaeus (dengan rajanya yang
terkenal, Cleopatra). Mesir jatuh ke tangan Romawi pada tahun 30 SM.
3.
STRATIFIKASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT MESIR
1. Administrasi dan perdagangan
Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara dan, setidaknya dalam teori, memiliki kontrol atas semua tanah dan sumber dayanya. Firaun juga merupakan komandan militer tertinggi dan kepala pemerintahan, yang bergantung pada birokrasi pejabat untuk mengurusi masalah-masalahnya. Yang bertanggung jawab terhadap masalah administrasi adalah orang kedua di kerjaan, sang wazir, yang juga berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan. Di level regional, kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut nome, yang masing-masing dipimpin oleh seorang nomarch, yang bertanggung jawab kepada wazir.
1. Administrasi dan perdagangan
Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara dan, setidaknya dalam teori, memiliki kontrol atas semua tanah dan sumber dayanya. Firaun juga merupakan komandan militer tertinggi dan kepala pemerintahan, yang bergantung pada birokrasi pejabat untuk mengurusi masalah-masalahnya. Yang bertanggung jawab terhadap masalah administrasi adalah orang kedua di kerjaan, sang wazir, yang juga berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan. Di level regional, kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut nome, yang masing-masing dipimpin oleh seorang nomarch, yang bertanggung jawab kepada wazir.
2. Status social
Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan status sosial yang dimiliki seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah. Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan sistem corvée. Seniman dan pengrajin memiliki status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah kendali negara, bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut "kelas kilt putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka. Perbudakan telah dikenal, namun bagaimana bentuknya belum jelas diketahui. Mesir
3. Sistem hukum
Sistem hukum di Mesir Kuno secara resmi dikepalai oleh firaun yang bertanggung jawab membuat peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan ketentraman, sebuah konsep yang disebut masyarakat Mesir Kuno sebagai Ma'at. Meskipun belum ada aturan hukum yang ditemukan, dokumen pengadilan menunjukkan bahwa hukum di Mesir Kuno dibuat berdasarkan pandangan umum (common-sense) tentang apa yang benar dan apa yang salah, serta menekankan cara untuk membuat kesepakatan dan menyelesaikan konflik. Dewan sesepuh lokal, yang dikenal dengan nama Kenbet di Kerajaan Baru, bertanggung jawab mengurus persidangan yang hanya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan kecil. Kasus yang lebih besar termasuk di antaranya pembunuhan, transaksi tanah dalam jumlah besar, dan pencurian makam diserahkan kepada Kenbet Besar yang dipimpin oleh wazir atau firaun. Penggugat dan tergugat diharapkan mewakili diri mereka sendiri dan diminta untuk bersumpah bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya. Dalam beberapa kasus, negara berperan baik sebagai jaksa dan hakim, serta berhak menyiksa terdakwa dengan pemukulan untuk mendapatkan pengakuan dan nama-nama lain yang bersalah.
4. Pertanian
Kondisi geografi yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah sangat penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki seseorang. Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu (panen). Musim banjir berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk lanau kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai. Setelah banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Mesir hanya mendapat sedikit hujan, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman. Dari Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk memanen. Selanjutnya, hasil panen diirik untuk memisahkan jerami dari gandum.
Kondisi geografi yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah sangat penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki seseorang. Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu (panen). Musim banjir berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk lanau kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai. Setelah banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Mesir hanya mendapat sedikit hujan, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman. Dari Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk memanen. Selanjutnya, hasil panen diirik untuk memisahkan jerami dari gandum.
5. Hewan
Bangsa Mesir percaya bahwa hubungan yang seimbang antara manusia dengan hewan merupakan elemen yang penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan tumbuhan diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Hewan, baik yang didomestikasi maupun liar, merupakan sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki bagi bangsa Mesir Kuno. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting; pemerintah mengumpulkan pajak terhadap hewan ternak dalam sensus-sensus reguler, dan ukuran ternak melambangkan martabat dan kepentingan pemiliknya. Selain sapi, bangsa Mesir Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi.
6. Sumber daya alam
Mesir kaya akan batu bangunan dan dekoratif, bijih tembaga dan timah, emas, dan batu-batu semimulia. Kekayaan itu memungkinkan orang Mesir Kuno untuk membangun monumen, memahat patung, membuat alat-alat, dan perhiasan. Pembalsem menggunakan garam dari Wadi Natrun untuk mumifikasi, yang juga menjadi sumber gypsum yang diperlukan untuk membuat plester. Batuan yang mengandung bijih besi dapat ditemukan di wadi-wadi gurun timur dan Sinai yang kondisi alam yang tidak ramah. Membutuhkan ekspedisi besar (biasanya dikontrol negara) untuk mendapatkan sumber daya alam di sana. Terdapat sebuah tambang emas luas di Nubia, dan salah satu peta pertama yang ditemukan adalah peta sebuah tambang emas di wilayah ini.
4. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
a.
Arsitektur
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun.Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah.Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida. Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure.
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun.Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah.Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida. Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure.
b. Tulisan dan Aksara
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar.Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus.Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis.Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta.Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya.Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa.Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani.
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar.Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus.Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis.Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta.Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya.Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa.Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani.
c. Astronomi
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari.Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari.Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.
d. Pengobatan
Praktek penguburan Mesir kuno yang melibatkan
pembalseman, memang tidak melibatkan pengetahuan rinci tentang anatomi manusia.
Namun demikian, obat-obat orang Mesir telah memperoleh reputasi yang sangat
baik di Dunia Kuno.
Dokter Mesir kuno bisa menjahit luka, memperbaiki
tulang yang patah dan mengamputasi anggota badan yang terinfeksi. Pemotongan
yang dibalut oleh daging mentah, linen, dan penyeka direndam dengan madu. Opium
juga digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Bawang dan bawang putih
digunakan sebagai makanan kesehatan dalam diet mereka.
Dekat dengan sungai Nil berarti bahwa akan banyak
penyakit yang terbawa air, seperti malaria misalnya. Penyakit umum lainnya
termasuk tekanan fisik yang disebabkan dari beban kehidupan kerja. Naas-nya,
harapan hidup mereka hanya dikisaran antara 30 (wanita) dan 35 (pria). bahkan
sekitar sepertiga dari bayi yang lahir di Mesir tidak pernah mencapai usia
dewasa.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mesir Kuno terbagi atas dua kerajaan, yang dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir Hilir.Berlainan dengan kebiasaan, Mesir Hulu (Upper Egypt) terletak di selatan dan Mesir Hilir (Lower Egypt) di utara, dinamakan sungai Nil. Pembagian kerajaan Mesir dibagi menjadi tiga bagian yaitu Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM), Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM), Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570 SM). Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser. Piramida di Gheza adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III.Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Sesudah diduduki bangsa Hyksos, Mesir memasuki jaman kerajaan baru atau jaman imperium.Disebut jaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria. Raja-raja yang memerintah jaman Mesir Baru antara lain: Ahmosis I, Thutmosis I,Thutmosis III, Amen Hotep IV Ramses II. Ada beberapa jenis peninggalan pada jaman Mesir Kuno seperti tulisan, kalender, Seni Bangunan (Arsitektur).
2. Saran
Setelah memahami isi makalah ini penulis berharap para pembaca bisa memahami perkembangan peradaban kerajaan Mesir Kuno, dari Kerajaan Mesir Tua, Kerajaan Mesir Tengah, dan Kerajaan Mesir Baru. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan agar kedepan bisa menyusun makalah lebih baik lagi.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar