Tugas sejarah
Kelompok 8
1. Renanda ayunita
2. Riska
3. Rencana jadi pardede
B. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan
Imperialisme dalam Bidang Pendidikan
4. Pendidikan
a. Indonesische Nederlandse School Kayu Tanam
Indonesische Nederlandse School adalah suatu lembaga pendidikan menengah
swasta yang didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926, di Kayu Tanam sekitar 60 km
disebelah Utara Kota Padang. Sekolah ini didirikan diatas lahan seluas 18 hektare.
Sang pendiri adalah Mohammad Syafei, seorang tokoh pendidikan nasional yang
dipercaya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang ketiga
[setelah Ki Hajar Dewantara dan Todung Sultan Gunung Mulia] dalam kabinet
Syahrir 2.
Setelah menamatkan sekolah raja [sekolah guru] di Bukittingi, Sumatera Barat
pada 1914 Syafei merantau ke Batavia. Selain aktif di organisasi Budi Utomo dan
Insulinde, ia mengajar di Sekolah Kartini selama 6 tahun. Setelah itu, dengan biaya
sendiri ia berangkat ke Belanda pada 3 Mei 1922 untuk memperdalam ilmu musik,
menggambar, sandiwara, serta memperdalam pendidikan dan keguruan. Di negeri
itu pula, ia aktif dalam Perhimpunan Indonesia [PI] dengan mengetuai seksi
pendidikan. Syafei sangat menekankan peran dan pentingnya pendidikan bagi
pengembangan nasionalisme di indoneia. Pada 1925 ia kembali ke Hindia Belanda
[Sumatera Barat] dan pada 31 Oktober 1926 merintis sebuah sekolah yang diberi
nama Indonesische Nederlandse School di Kayu Tanam.
Visi pendidikan Moh. Syafei dapat diringkas dalam tiga kata atau 3H, yaitu
Head, Heart, dan Hand. Head artinya ‘’sekolah memfasilitasi kepada peserta didik
agar mampu berfikir secara rasional. Hal ini relevan dengan kondisi masyarakat
Indonesia pada waktu itu, yang masih dikuasai takhayul dan mitos. Pendidikan Barat
yang mendorong setiap orang agar menggunakan rasionya demi kemajuan sangat
memengaruhi syafei.
Heart artinya sekolah memfasilitasi peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang
berkharakter mulia. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, karakter mulia itu
terwujud dengan bekerja secara disiplin dan bersungguh-sungguh demi kemajuan
masyarakat. Dalam lingkup kebangsaan, karakter mulia itu terwujud dalam sikap
cinta tanah air, termasuk bertanggung jawab atas kondisi bangsa yang terpuruk
vakibat penjajahan.
Hand artinya sekolah memfasilitasi peserta didik agar pada akhirnya mereka
memiliki keterampilan yang nyata sesuai dengan bakat yang dikaruniakan tuhan
kepada tiap-tiap orang.
B. Taman Siswa
Taman siswa merupakan salah satu organisasi pergerakan dengan fokus
kegiatan dalam bidang pendidikan. Taman siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
pada 3 juli 1922 di Yogyakarta. Organisasi ini meyakini pendidikan sebagai sarana
yang efektif untuk mewujudkan perubahan social dan dapat menjadi resep unggulan
untuk memajukan bangsa. Dengan demikian, gerakan ini tidak bersifat politik.
Organisasi ini berdiri sebagai bentuk perjuangan alternatif di tengah kerasnya
tekanan pemerintah colonial belanda terhadap keberadaan organisasi pergerakan
ketika itu. Ki Hajar Dewantara menerapkan tiga konsep di sekolah taman siswa
tersebut yaitu:
1. Ing ngarsa sung tulodo , artinya para guru yang memiliki tanggung jawab
memberikan pendidikan , harus dapat memberi contoh dengan sikap dan
perilaku yang baik, sehingga dapat menjadi teladan bagi siswa nya.
2. Ing madyo mangun karsa, artinya guru harus dapat memberi motivasi yang baik
bagi siswanya, memberikan bimbingan yang terus-menerus agar siswanya dapat
berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya.
3. Tut wuri handayani, artinya guru wajib membimbing siswa nya untuk dapat
menggali sendiri pengetahuan nya, menemukan makna dari pengetahuan yang
diperolehnya sehingga pengetahuan itu dapat berguna nagi kehidupan nya.
Atas jasa dan perjuangan nya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
menuju kemerdekaan, hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, yaitu tanggal 2 Mei,
diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, semboyan Tut Wuri
Handayani terpatri dalam lambang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Sabtu, 02 Maret 2019
Jawaban Eksplorasi Konsep - Modul 1.2 Abdullah, S.pd CGP Angkatan 11
1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik? Nilai-nilai yang ...
0 komentar:
Posting Komentar