SMAN
3 BANGKO PUSAKO
KLS
X IPA 1
Nama
Kelompok :
1.
Chaidir Ravendi
2.
Kholijah
3.
Amdoco Sutejo
4.
Arya Prasetyo
5.
Yuli Hartati
6.
Yogi Pratama
KEDATANGAN
JEPANG DIINDONESIA
Awal mula ekspansi Jepang
ke Indonesia didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan
perang. Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk keperluan
perang ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang melarang ekspor minyak
bumi ke Jepang. Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan
ini akhirnya mendorong Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri.
Pada tanggal 1 Maret 1942,
sebelum matahari terbit, Jepang mulai mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa,
yaitu di Banten, Indramayu, dan Rembang, masing-masing dengan kekuatan lebih
kurang satu divisi. Pada awalnya, misi utama pendaratan Jepang adalah mencari
bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini nyatanya disambut dengan antusias
oleh rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang memberi harapan baru bagi rakyat
Indonesia yang saat itu telah menaruh kebencian terhadap pihak Belanda. Tidak
adanya dukungan terhadap perang gerilya yang dilakukan oleh Belanda dalam
mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan pendaratan tentara Jepang. Melalui
Indramayu, dengan cepat Jepang berhasil merebut pangkalan udara Kalijati untuk
dipersiapkan sebagai pangkaan pesawat. Hingga akhirnya tanggal 9 Maret tahun
Showa 17, upacara serah terima kekuasaan dilakukan antara tentara Jepang dan
Belanda di Kalijati.
Sikap Jepang pada awal
kedatangannya semakin menarik simpati rakyat Indonesia. Dan kemenangan Jepang
atas perang Pasifik digembor-gemborkan sebagai kemenangan bersama, yaitu
kemenangan bangsa Asia. Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia,
Pemerintah Jepang mengeluarkan slogan-slogan : ”India untuk orang India, Birma
untuk orang Birma, Siam untuk orang Siam, Indonesia untuk orang Indonesia.” Jepang
juga memberikan janji kemerdekaan “Indonesia shorai dokuritsu”, dan membiarkan
bendera Indonesia dikibarkan. Bahkan sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa,
siaran Tokyo sering menyiarkan lagu kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang
dilakukan oleh Jepang adalah melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa
Belanda. Sejak itulah bahasa Indonesia ikut berkembang dengan pesat. Keadaan
sebelum kedatangan Jepang juga dikisahkan sebagai berikut :
….Kalau malam, di radio, disiarkan
siaran-siaran radio Jepang yang berbahasa Indonesia, menganjurkan supaya rakyat
Indonesia berontak, sebelum Jepang mendarat. Dalam propaganda itu mereka
mengatakan Jepang datang bukan untuk menjajah Indonesia melainkan memerdekakan
bangsa Indonesia.
Setelah kedatangannya ke Indonesia,
tentara ke 16 sebagai perwakilan pemerintah militer Jepang di Indonesia
membentuk suatu badan propaganda yang disebut dengan Sendenbu. Badan ini
berfungsi untuk mendukung pergerakan Jepang di Indonesia. Melalui badan ini
pula, “Gerakan 3A” dipropagandakan, yaitu:
Jepang Cahaya Asia
Jepang Pemimpin Asia
Jepang Pelindung Asia
Sejarah Kedatangan
jepang diindonesia
Kedatangan Jepang ke Indonesia di latar
belakangi oleh :
Pada tanggal 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke
pangkalan militer Amerika Serikat di Asia Timur Raya (Perang antara Jepang
dengan negara-negara barat : Inggris,Belanda dan AS)
Proses Kedatangan Jepang ke Indonesia :
Serangan Jepang juga di arahkan ke Indonesia ,serangan terhadap
Indonesia muncul dari utara dan timur .Serangan ke Indonesia tersebut bertujuan
untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang seperti : minyak
tanah,timah dan almunium .Sebab ,persediaan minyak di Indonesia di perkirakan
dapat mencukupi kebutuhan jepang selama Perang Pasifik .
Pada tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak
dengan mendarat di Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke
Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin
Pada tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki
Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai ,Jepang memusatkan
perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia
Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa (Teluk
Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi
Immamura
Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda
pernah membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM (American
British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang .
Dalam upaya menguasai tanah Jawa ,telah terjadi pertempuran di
laut Jawa ,yaitu Tentara Jepang dengan Angkatan Laut Belanda di bawah pimpinan
Laksamana Karel Doorman .Dalam pertempuran ini Laksamana Karel Doorman dan
beberapa kapal Belanda berhasil di tenggelamkan oleh tentara Jepang
Meskipun Belanda sudah mempersiapkan diri yaitu : berupa
gabungan tentara ABDACOM di tambah satu Kompi Akademi Militer Kerajaan dan
Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat ,di Jawa Tengah di siapkan 4
batalion infanteri ,dan di Jawa Timur 3 batalion pasukan bantuan Indonesia dan
1 batalion marinir serta di bantu oleh Inggris dan Amerika ,walaupun demikian
tentara Jepang mendarat di Jawa dengan sangat besar ,sehingga pasukan Belanda
tidak mampu memberikan perlawanan .
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan
tentara Belanda di Jawa . Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang .
Tentara jepang terus bergerak ke Selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor)
,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang
Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas
nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat
kepada Jepang yang di wakili Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan
di Kalijati,Subang
Dengan demikian berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia
,kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara Jepang
Keinginan Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan
sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di
samping itu ,juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan Shintoisme
,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga umat
manusia ,ajaran ini di terjemahkan bahwa tentara Jepang sebagai negara maju
bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan
memajukan dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia. Ajaran
tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun
Selamat datang ‘Saudara Tua”
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh
rakyat Indonesia . Jepang di elu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang
dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda .
Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia
untuk membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga
akan membantu memajukan rakyat Indonesia ,melalui program Pan-Asia Jepang akan
memajukan dan menyatukan seluruh rakyat Asia .Untuk meneguhkan propagandan
Pan-Asia ,Jepang berusaha membentuk perkumpulan yang di beri nama “GERAKAN TIGA
A”
Jepang membentuk Pemerintahan Militer
Pemerintahan jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan
Militer di seluruh kepulauan wilayah Indonesia bekas Hindia belanda itu
wilayahnya di bagi menjadi 3 wilayah Pemerintahan Militer ;
1.
Pemerintahan Militer
Angkatan Darat
Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk Sumatera ,pusatnya di Bukit
Tinggi
2.
Pemerintahan Militer
Angkatan Darat
Tentara ke 16 (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura ,pusatnya di
Jakarta di tmbah angkatan laut (Dai Ni Nankekantai)
3.
Pemerintahan Militer
Angkatan Laut
Yaitu Armada Selatan kedua untuk daerah Kalimantan,Sulawesi,dan
Maluku,pusatnya di Makasar .
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat
penting,waktu itu masih di berlakukan pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu
Seirei (Undang-undang yang di keluarkan oleh Panglima Tentara ke 16) yang
berisi ketentuan :
1.
Jabatan Gubernur
Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan dan segala kekuasaan yang dahulu
di pegangnya di ambil alih oleh panglima tentara Jepang di Jawa
2.
Para penjabat
pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui
kedudukannya ,asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara pendudukan Jepang
3.
Badan-badan pemerintah
dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah untuk sementara
waktu,asalkan tidak bertentangan dengan aturan pemerintahan militer Jepang
Adapun pemerintahan susunan militer Jepang adalah
1.
Panglima tentara
(GUNSHIREKAN) , kemudian di sebut Panglima Tertinggi (SEIKO SHIKIKAN) Sebagai
pucuk pimpinan . Panglima tentara pertama di jabat oleh Letjen Hitoshi
Immamura.
2.
Kepala Pemerintahan
Militer (GUNSEIKAN) .Kepala staf pertama adalah Mayor Jenderal Seizaburo
Okasaki .di Kantor Pusat di sebut GUNSEIKANBU ,terdapat 4 BU (semacam departemen)
yaitu :
Somobu (Departemen Dalam Negeri
Zaimubu (Departemen Keuangngan)
Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan tangan
atau usurusan Perekonomian
Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
Shihobu (Departemen Kehakiman)
3.
Koordinator Pemerintah
dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau semacam gubernur(GUNSEIBU)
,meliputi :
Jawa Barat : Pusatnya di Bandung
Jawa Tengah :Pusatnya di
Semarang
Jawa Timur : Pusatnya
di Surabaya
Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan
Surakarta
Jepang membentuk Pemerintahan Sipil
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang
bersifat militer ,Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan
Agustus 1942 ,pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan
antara lain :
Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah
Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta
tokubetsushi
Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu
(keresidenan) .Seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Kochi
Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi daerha-daerah shu (keresidenan)
,Shi (kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku
(desa/kelurahan) . Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .
Pemerintahan shu di pimpin : Shucokan memiliki kekuasaan seperti
Gubernur, pada kekuasaan Hindia Belanda meliputi legislatif dan eksekutif
Di bantu oleh : Cokan Kanbo ( Majelis Permusyawaratan Shu)
memiliki 3 bagian yaitu Naisebu (bagian pemerintahan umum,kaisaibu (bagian
ekonomi) ,dan keisatsubu (bagian kepolisian)
Jepang membentuk
sebuah kota swatantra (otonomi) disebut tokubetsushi (kota istimewa) yang
posisi kewenangannya seperti shu yang berada langsung di bawah pengawasan
gunseiken ,Contohnya : Kota Batavia di bawah pimpinan Tokubetu Shico.
Annisanurhikmayati.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar