NAMA
: ABDULLAH, S.Pd
SEKOLAH
INDUK : SMA N 3 BANGKO PUSAKO
KAB. : ROKAN HILIR PROV
RIAU
ALAMAT
: JLN LINTAS RIAU SUMUT
KM 14
MAPEL
: PENDIDIKAN SEJARAH
NO
HP : 0823 8427 5060
KOLONIALISME
Kolonialisme dan imperialisme
ditumbuh kembangkan bangsa-bangsa Eropa di seluruh dunia, termasuk di
Nusantara. Sejak terjadinya Perang Salib dan jatuhnya konstantinopel ke tangan
Turki Usmani (Turki Ottoman) pada tahun 1453 yang mengakibatkan ditutupnya
jalur perdagangan Asia - Eropa lewat laut tengah, bangsa Eropa setelah mencapai
kemajuan dibidang teknologi terutama teknologi pelayaran, mulai mencari dan
membuka jalur perdagangan baru. Negara-negara Eropa yang memiliki andil dalam
membentuk dan mengembangkan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia adalah
Portugis, Belanda, Prancis dan Inggris.
Meskipun dalam masa
Kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia menimbulkan banyak penderitaan
pada indonesia, namun juga memberikan dampak positif pada Bidang politik, Bidang
ekonomi, Bidang social, Bidang budaya. Juga menumbuhkan rasa juang yang tinggi
sehingga menciptakan pahlawan-pahlawan yang kini kita kenal.
Kolonialisme berasal dari
kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan
kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada
umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia,
dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah
yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
A. Perubahan politik, ekonomi, dan sosial
sebagai akibat perluasan kolonialisme serta imperialisme di
indonesia
Ø
Bidang Politik
1. Struktur Birokrasi
Dengan
diterapkannya kebijakan politik kolonial Belanda di Indonesia, masuk pula
pengaruh Belanda dalam bidang struktur organisasi. Residen bertugas mengawasi
jalannya pemerintahan harian kolonial, meperhatikan penanaman bahan pangan, dan
mendorong pendirian sekolah pribumi. Bupati bertugas mengawasi pelaksanaan
tanam paksa, mengawasi perjanjian dagang dengan bangsa-bangsa Eropa, dan
mengawasi sekolah-sekolah pribumi.
2. Sistem
Pemerintahan
Pada masa
pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, Pulau Jawa dijadikan sebagai pusat
pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah yang disebut
prefectuure. Selain itu ia juga menjadikan penguasa lokal, seperti wedana
sebagai pegawai negeri yang mendapat gaji negara dan bertanggung jawab kepada
pemimpin prefectuure. Tahun 1903 pemerintah Belanda mengeluarkan Undang-Undang
Desentralisasi yang berisi:
a.
Pendelegasian
kekuasaan pusat ke Hindia Belanda, dari pemerintah Hindia Belanda ke
departemen, pejabat lokal, dan dari pejabat Belanda ke pejabat pribumi
b.
Menciptakan
lembaga otonom yang mengatur urusan sendiri
c.
Pemisahan
keuangan pusat dan daerah
Berdasarkan
undang-undang tersebut Indonesia dibagi menjadi kesatuan daerah yang disebut
gouvernementen dengan gubernur sebagai pemimpinnya. Pembentukan pemerintah
daerah ini dimulai dari Jawa Barat (1926), Jawa Timur (1929), dan Jawa Tengah (1930).
Perubahan sistem pemerintahan ini dilanjutkan dengan penghapusan Dewan
Karesidenan pada tahun 1925 dan dibentuk Dewan Kabupaten.
3. Sistem
Hukum
Sistem
hukum Indonesia yang sebelumnya berdasarkan hukum adat tradisional
berangsur-angsur digantikan oleh sistem hukum barat modern. Pada masa Gubernur
Jenderal Daendels sudah diperkenalkan sistem pengadilan keliling dan pengadilan
pribumi di setiap prefectuure yang disebut landgerecht.
Kebijakan
kolonial di bidang hukum dilanjutkan dengan pendirian mahkamah agung
(Hog-Gerechtschof) yang merupakan lembaga peradilan atau yudikatif tertinggi di
Indonesia saat itu. Sejak tahun 1854, semua peraturan pemerintah yang berasal
dari raja, putra mahkota, dan gubernur jenderal dinyatakan sebagai
undang-undang.
B. Bidang
Ekonomi
1.
Sistem
perdagangan interinsuler terdesak oleh Portugis dan Belanda
2.
Portugis
dan Belanda melaksanakan monopoli perdagangan sehingga perekonomian rakyat
semakin menurun
3.
VOC
menekan rakyat untuk melakukan penyerahan tanam paksa berupa hasil bumi dan kerja
rodi
4.
Sejak
tahun 1830 Belanda melaksanakan tanam paksa yang mengakibatkan rakyat Indonesia
semakin menderita dan sengsara
5.
Pada
masa liberalisme, Indonesia terbuka bagi penanaman modal asing sehingga banyak
pengusaha swasta mendirikan perkebunan di Indonesia
C. Bidang Sosial
1.
Mobilitas
sosial
Dalam
struktur masyarakat Indonesia kolonial mobilitas sosial di kalangan penduduk
pribumi hampir tidak terjadi. Masyarakat Indonesia meliputi golongan Eropa,
Asia, dan Timur Jauh serta golongan pribumi.
2.
Stratifikasi
sosial
Stratifikasi
sosial masyarakat Indonesia sebelum datangnya Belanda terdiri atas golongan
bangsawan (kelas atas), golongan birokrat pemerintah (kelas menengah), dan
golongan rakyat jelata (kelas bawah). Dengan datangnya Belanda ke Indonesia,
mereka mengambil alih kedudukan kaum bangsawan sebagai golongan kelas atas.
Pada lapisan strata di bawahnya adalah golongan bangsawan dan birokrat
pemerintah yang memiliki privilege atau hak-hak istimewa untuk memegang
kekuasaan pemerintahan.
Lapisan
terakhir adalah rakyat kebanyakan yang bekerja sebagai petani
kecil, buruh angkut, kuli kontrak, dan pekerjaan-pekerjaan kasar
lainnya.
3.
Demografis
dan mobilitas penduduk
Masuknya
pengaruh sosial dan budaya Barat, serta kemajuan ekonomi di Indonesia telah
membentuk pola kependudukan yang mengikuti sistem kependudukan modern. Mulai
lahir desa-desa dan kota-kota modern menggantikan ibu kota kerajaan sebagai
pusat aktivitas masyarakat Indonesia.
Bersamaan
dengan berlangsungnya perubahan struktur demografis, terjadi mobilitas penduduk
dari desa ke kota-kota yang baru berdiri, yang disebabkan faktor-faktor
berikut:
a)
Perbedaan
tingkat kehidupan desa-kota yang sangat mencolok
b)
Semakin
berkurangnya tanah pertanian di daerah pedesaan
c)
Kebijakan
Pemerintah Belanda untuk mengirimkan tenaga kerja kuli kontrak di
perkebunan-perkebunan di luar Jawa
d)
Kedudukan
dan peran perempuan
Sebelum
kedatangan bangsa Barat ke Indonesia, kaum perempuan Indonesia sangat dirantai
oleh aturan-aturan tradisi dan adat yang cenderung membatasi peran mereka dalam
kehidupan masyarakat. Kedatangan bangsa Barat serta kebudayaannya sedikit
banyak membuka mata beberapa kalangan di Indonesia, terutama kaum priyayi
terpelajar untuk melakukan modernisasi.
Tokoh
perempuan Indonesia yang dinilai sebagai pelopor kesadaran ini adalah Raden
Ajeng Kartini, seorang putri Bupati Jepara. Hal itu ia mulai dengan membuka
sekolah kaum perempuan dan menjadi gurunya. Sejak itulah, gerakan emansipasi
terus bergulir di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
AZANUL AHYAN. 2013.
Kolonialisme Dan Imperialisme Barat Di Indonesia.
http://azanulahyan.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017.
Istavita Utama. Makalah
Kolonialisme dan Imperialisme Barat Di Indonesia.
http://underpapers.blogspot.com
Helmy Andanie. 2015. KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA. http://helmyandaniesatu.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017
Helmy Andanie. 2015. KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA. http://helmyandaniesatu.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017
Agung Saputro 2016.
Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme barat di Indonesia.
http://digugulanditiru1.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017.
Rizqi. 2015. Dampak
Positif dan Negatif Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia.
https://javasrizqi88.wordpress.com Diakses pada 31 Maret 2017.
Fikri Imani Kamil.2013.
Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
http://fikri-imanikamil.blogspot.com Diakses pada 24 Maret 2017.
0 komentar:
Posting Komentar