Senin, 26 Maret 2018

KOLONIALISME


NAMA                         : ABDULLAH, S.Pd
SEKOLAH INDUK     : SMA N 3 BANGKO PUSAKO
KAB.                           : ROKAN HILIR PROV RIAU
ALAMAT                    : JLN LINTAS RIAU SUMUT KM 14
MAPEL                       : PENDIDIKAN SEJARAH
NO HP                        : 0823 8427 5060

KOLONIALISME
Kolonialisme dan imperialisme ditumbuh kembangkan bangsa-bangsa Eropa di seluruh dunia, termasuk di Nusantara. Sejak terjadinya Perang Salib dan jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani (Turki Ottoman) pada tahun 1453 yang mengakibatkan ditutupnya jalur perdagangan Asia - Eropa lewat laut tengah, bangsa Eropa setelah mencapai kemajuan dibidang teknologi terutama teknologi pelayaran, mulai mencari dan membuka jalur perdagangan baru. Negara-negara Eropa yang memiliki andil dalam membentuk dan mengembangkan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia adalah Portugis, Belanda, Prancis dan Inggris.
Meskipun dalam masa Kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia menimbulkan banyak penderitaan pada indonesia, namun juga memberikan dampak positif pada Bidang politik, Bidang ekonomi, Bidang social, Bidang budaya. Juga menumbuhkan rasa juang yang tinggi sehingga menciptakan pahlawan-pahlawan yang kini kita kenal.
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
A.   Perubahan politik, ekonomi, dan sosial sebagai akibat perluasan  kolonialisme serta imperialisme di indonesia
Ø  Bidang Politik
1.    Struktur Birokrasi
Dengan diterapkannya kebijakan politik kolonial Belanda di Indonesia, masuk pula pengaruh Belanda dalam bidang struktur organisasi. Residen bertugas mengawasi jalannya pemerintahan harian kolonial, meperhatikan penanaman bahan pangan, dan mendorong pendirian sekolah pribumi. Bupati bertugas mengawasi pelaksanaan tanam paksa, mengawasi perjanjian dagang dengan bangsa-bangsa Eropa, dan mengawasi sekolah-sekolah pribumi.
2.    Sistem Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, Pulau Jawa dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah yang disebut prefectuure. Selain itu ia juga menjadikan penguasa lokal, seperti wedana sebagai pegawai negeri yang mendapat gaji negara dan bertanggung jawab kepada pemimpin prefectuure. Tahun 1903 pemerintah Belanda mengeluarkan Undang-Undang Desentralisasi yang berisi:
a.    Pendelegasian kekuasaan pusat ke Hindia Belanda, dari pemerintah Hindia Belanda ke departemen, pejabat lokal, dan dari pejabat Belanda ke pejabat pribumi
b.    Menciptakan lembaga otonom yang mengatur urusan sendiri
c.    Pemisahan keuangan pusat dan daerah
Berdasarkan undang-undang tersebut Indonesia dibagi menjadi kesatuan daerah yang disebut gouvernementen dengan gubernur sebagai pemimpinnya. Pembentukan pemerintah daerah ini dimulai dari Jawa Barat (1926), Jawa Timur (1929), dan Jawa Tengah (1930). Perubahan sistem pemerintahan ini dilanjutkan dengan penghapusan Dewan Karesidenan pada tahun 1925 dan dibentuk Dewan Kabupaten.
3.    Sistem Hukum
Sistem hukum Indonesia yang sebelumnya berdasarkan hukum adat tradisional berangsur-angsur digantikan oleh sistem hukum barat modern. Pada masa Gubernur Jenderal Daendels sudah diperkenalkan sistem pengadilan keliling dan pengadilan pribumi di setiap prefectuure yang disebut landgerecht.
Kebijakan kolonial di bidang hukum dilanjutkan dengan pendirian mahkamah agung (Hog-Gerechtschof) yang merupakan lembaga peradilan atau yudikatif tertinggi di Indonesia saat itu. Sejak tahun 1854, semua peraturan pemerintah yang berasal dari raja, putra mahkota, dan gubernur jenderal dinyatakan sebagai undang-undang.
B.   Bidang Ekonomi
1.    Sistem perdagangan interinsuler terdesak oleh Portugis dan Belanda
2.    Portugis dan Belanda melaksanakan monopoli perdagangan sehingga perekonomian rakyat semakin menurun
3.    VOC menekan rakyat untuk melakukan penyerahan tanam paksa berupa hasil bumi dan kerja rodi
4.    Sejak tahun 1830 Belanda melaksanakan tanam paksa yang mengakibatkan rakyat Indonesia semakin menderita dan sengsara
5.    Pada masa liberalisme, Indonesia terbuka bagi penanaman modal asing sehingga banyak pengusaha swasta mendirikan perkebunan di Indonesia
C.   Bidang Sosial
1.       Mobilitas sosial
Dalam struktur masyarakat Indonesia kolonial mobilitas sosial di kalangan penduduk pribumi hampir tidak terjadi. Masyarakat Indonesia meliputi golongan Eropa, Asia, dan Timur Jauh serta golongan pribumi.
2.       Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial masyarakat Indonesia sebelum datangnya Belanda terdiri atas golongan bangsawan (kelas atas), golongan birokrat pemerintah (kelas menengah), dan golongan rakyat jelata (kelas bawah). Dengan datangnya Belanda ke Indonesia, mereka mengambil alih kedudukan kaum bangsawan sebagai golongan kelas atas. Pada lapisan strata di bawahnya adalah golongan bangsawan dan birokrat pemerintah yang memiliki privilege atau hak-hak istimewa untuk memegang kekuasaan pemerintahan.
Lapisan terakhir adalah rakyat kebanyakan yang bekerja sebagai petani kecil,  buruh angkut, kuli kontrak, dan pekerjaan-pekerjaan kasar lainnya.
3.       Demografis dan mobilitas penduduk
Masuknya pengaruh sosial dan budaya Barat, serta kemajuan ekonomi di Indonesia telah membentuk pola kependudukan yang mengikuti sistem kependudukan modern. Mulai lahir desa-desa dan kota-kota modern menggantikan ibu kota kerajaan sebagai pusat aktivitas masyarakat Indonesia.
Bersamaan dengan berlangsungnya perubahan struktur demografis, terjadi mobilitas penduduk dari desa ke kota-kota yang baru berdiri, yang disebabkan faktor-faktor berikut:
a)    Perbedaan tingkat kehidupan desa-kota yang sangat mencolok
b)    Semakin berkurangnya tanah pertanian di daerah pedesaan
c)    Kebijakan Pemerintah Belanda untuk mengirimkan tenaga kerja kuli kontrak di perkebunan-perkebunan di luar Jawa
d)    Kedudukan dan peran perempuan
Sebelum kedatangan bangsa Barat ke Indonesia, kaum perempuan Indonesia sangat dirantai oleh aturan-aturan tradisi dan adat yang cenderung membatasi peran mereka dalam kehidupan masyarakat. Kedatangan bangsa Barat serta kebudayaannya sedikit banyak membuka mata beberapa kalangan di Indonesia, terutama kaum priyayi terpelajar untuk melakukan modernisasi.
Tokoh perempuan Indonesia yang dinilai sebagai pelopor kesadaran ini adalah Raden Ajeng Kartini, seorang putri Bupati Jepara. Hal itu ia mulai dengan membuka sekolah kaum perempuan dan menjadi gurunya. Sejak itulah, gerakan emansipasi terus bergulir di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
AZANUL AHYAN. 2013. Kolonialisme Dan Imperialisme Barat Di Indonesia. http://azanulahyan.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017.
Istavita Utama. Makalah Kolonialisme dan Imperialisme Barat Di Indonesia. http://underpapers.blogspot.com
Helmy Andanie. 2015. KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA. http://helmyandaniesatu.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017
Agung Saputro  2016. Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme barat di Indonesia. http://digugulanditiru1.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017.
Rizqi. 2015. Dampak Positif dan Negatif Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia. https://javasrizqi88.wordpress.com Diakses pada 31 Maret 2017.
Fikri Imani Kamil.2013. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).  http://fikri-imanikamil.blogspot.com Diakses pada 24 Maret 2017.

0 komentar:

Posting Komentar

Jawaban Eksplorasi Konsep - Modul 1.2 Abdullah, S.pd CGP Angkatan 11

1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik? Nilai-nilai yang ...