Rabu, 28 Maret 2018

ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA


Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Bangko Pusako
Pelajaran          : SEI
Pembimbing    : Abdullah
Kelompok 1     :
-Thomas Albert Bento
-Bagus Pribadi
-Diana Fitri S
-Khairunnisa
-Selly Anggriani                                                                                             



A.    ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA
            Islamisasi adalah proses konveksi masyarakat menjadi Islam.Dalam penggunaan kontemporer,mungkin mengacu pada pengenaan disarankan dari sistem sosial dan politik Islam di masyarakat dengan latar belakang sosial dan pribumi yang berbeda.Islamisasi adalah  sejara yang panjang yang bahkan sampai kini masih terus berlanjut kalau parah ahli sejarah mempersoalkan tentang asal usul nasionalisme indonesia,atau integrasi bangsa,mereka menyebutkan islam sebagai salah satu faktor utama maka hal itu dapat diartikan pada sifat islam yang universal dan pada jaringan ingatan kolektif yaitu keterkaitan para ulama di nusantara dalam berbagai corak jaringan sosial guru-murid,murid sesama guru,penulis dan pembaca,dan tak kurang pentingnya ulama-umara serta ulama dan umat.
B.     KEDATANGAN ISLAM KE NUSANTARA
            Kedatangan islam ke Nusantara mempunyai sejarah yang panjang.Satu di antaranya adalah tentang interaksi ajaran Islam dengan masyarakat di Nusantara yang kemudian memeluk Islam.Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke indonesia,terutama prihal waktu dan tempat asalnya.Pertama,sarjana-sarjana barat kebanyakan dari negeri Negeri Belanda mengatakan bahwa Islam masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.Pendapat ini mengasumsiakn bahwa Gujarat terletak di India bagian barat,berdekatan dengan laut Arab.Letaknya sangat strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat.Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak tahun Hijriah (abad ke-7 M).Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang arab langsung,melainkan para pedagang gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur.Pendapat J.Pijnapel  kemudian di dukung oleh C.Snouck Hurgronye,dan J.P Moquetta (1912).Argumenrasinya didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai,Aceh.Menurutnya,batu nisan yang terdapat di Kambay,Gujarat.Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat,atau setidaknya di buat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.Kedua,Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang).Pendapatnya di dasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.Tradisi tersebut anatara lain : tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali,seperti yang berkembang dalam tradisi Tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.Ketiga,Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahawa islam berasal dari tanah kelahirannya,yaitu Arab atau Mesir.Proses ini berlangsung pada abad-abad pertama Hijria atau abad ke-7 M.Senada dengan pendapat Hamka,teori yang mengatakan Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H.Johns.Menurutnya,proses Islamisasi dilakukan oleh musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan Indonesia.Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.
Semua teori di atas bukan mengadada,tetapi mungkin bisa saling melengkapi.Islamisasi di Kepulauan indonesia merupakan hal yang kompleks  dan hingga kini prosesnya masih terus berjalan.Pasai dan Malaka,adalah tempat dimana tongkat estafet Islamisasi dimulai.Pengaruh Pasai kemudian di warisi Aceh Darussalam.Sedangkan Johor tidak pernah bisa melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislami Malaka.Demikian pula Sulu dan Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai pengirim Islam ke wilayahnya.Sementara itu Minang kabau akan selalu mengingat Malaka sebagai pengirim Islam dan tak pernah melupakan Aceh sebagai peletak tradisi Surau di Ulakan.Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari Minangkabau juga selalu di ingat dalam tradisi Luwu dan Goa Tallo.







0 komentar:

Posting Komentar

Jawaban Eksplorasi Konsep - Modul 1.2 Abdullah, S.pd CGP Angkatan 11

1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik? Nilai-nilai yang ...