Nama
Sekolah : SMA Negeri 3 Bangko Pusako
Pelajaran : SEI
Pembimbing : Abdullah
Kelompok
1 :
-Thomas
Albert Bento
-Bagus
Pribadi
-Diana
Fitri S
-Khairunnisa
-Selly
Anggriani
A.
ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI
NUSANTARA
Islamisasi adalah proses konveksi
masyarakat menjadi Islam.Dalam penggunaan kontemporer,mungkin mengacu pada
pengenaan disarankan dari sistem sosial dan politik Islam di masyarakat dengan
latar belakang sosial dan pribumi yang berbeda.Islamisasi adalah sejara yang panjang yang bahkan sampai kini
masih terus berlanjut kalau parah ahli sejarah mempersoalkan tentang asal usul
nasionalisme indonesia,atau integrasi bangsa,mereka menyebutkan islam sebagai
salah satu faktor utama maka hal itu dapat diartikan pada sifat islam yang
universal dan pada jaringan ingatan kolektif yaitu keterkaitan para ulama di
nusantara dalam berbagai corak jaringan sosial guru-murid,murid sesama
guru,penulis dan pembaca,dan tak kurang pentingnya ulama-umara serta ulama dan
umat.
B.
KEDATANGAN ISLAM KE NUSANTARA
Kedatangan islam ke Nusantara
mempunyai sejarah yang panjang.Satu di antaranya adalah tentang interaksi
ajaran Islam dengan masyarakat di Nusantara yang kemudian memeluk
Islam.Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke
indonesia,terutama prihal waktu dan tempat asalnya.Pertama,sarjana-sarjana barat kebanyakan dari negeri Negeri Belanda
mengatakan bahwa Islam masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat
sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.Pendapat ini mengasumsiakn bahwa Gujarat
terletak di India bagian barat,berdekatan dengan laut Arab.Letaknya sangat
strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat.Pedagang Arab yang
bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak tahun Hijriah
(abad ke-7 M).Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel
bukanlah dari orang arab langsung,melainkan para pedagang gujarat yang telah
memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur.Pendapat J.Pijnapel kemudian di dukung oleh C.Snouck Hurgronye,dan
J.P Moquetta (1912).Argumenrasinya didasarkan pada batu nisan Sultan Malik
Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di
Pasai,Aceh.Menurutnya,batu nisan yang terdapat di Kambay,Gujarat.Moquetta
kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat,atau
setidaknya di buat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar
kaligrafi khas Gujarat.Kedua,Hoesein
Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari
Persia (Iran sekarang).Pendapatnya di dasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi
yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.Tradisi tersebut anatara
lain : tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah
atas kematian Husein bin Ali,seperti yang berkembang dalam tradisi Tabot di
Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.Ketiga,Buya
Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahawa islam berasal dari
tanah kelahirannya,yaitu Arab atau Mesir.Proses ini berlangsung pada abad-abad
pertama Hijria atau abad ke-7 M.Senada dengan pendapat Hamka,teori yang
mengatakan Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony
H.Johns.Menurutnya,proses Islamisasi dilakukan oleh musafir (kaum pengembara)
yang datang ke Kepulauan Indonesia.Kaum ini biasanya mengembara dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.
Semua
teori di atas bukan mengadada,tetapi mungkin bisa saling melengkapi.Islamisasi
di Kepulauan indonesia merupakan hal yang kompleks dan hingga kini prosesnya masih terus
berjalan.Pasai dan Malaka,adalah tempat dimana tongkat estafet Islamisasi
dimulai.Pengaruh Pasai kemudian di warisi Aceh Darussalam.Sedangkan Johor tidak
pernah bisa melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislami
Malaka.Demikian pula Sulu dan Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai
pengirim Islam ke wilayahnya.Sementara itu Minang kabau akan selalu mengingat
Malaka sebagai pengirim Islam dan tak pernah melupakan Aceh sebagai peletak tradisi
Surau di Ulakan.Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari
Minangkabau juga selalu di ingat dalam tradisi Luwu dan Goa Tallo.








0 komentar:
Posting Komentar