PRAMUKA

SMAN3 BANGKO PUSAKO

SMAN3 BANGKO PUSAKO

JLN LINTAS RIAU SUMUT KM 3 BANGKO PUSAKO

Rabu, 28 Maret 2018

TERBENTUKNYA JARINGAN KEILMUAN DINUSANTARA


Nama Sekolah : SMA Negeri 3 B.Pusako
Pelajaran          : SEI
Pembimbing    : Abdullah
Kelompok 2     :
-Hendrian
-Puji Rahmat
-Suri Rahayu
-Sri Ayu Lestari
-Heliyarni Syafitri

A.    TERBENTUKNYA JARINGAN KEILMUAN DINUSANTARA
Perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran di mesjid-mesjid kesultanan sangat di tentukan oleh dukungan penguasa.Sultan bukan hanya mendanai kegiatan-kegiatan mesjid,tetapi juga mendatangkan para ulama,baik dari manacanegara,terutama timur tengah,maupun dari kalangan ulama pribumi sendidiri.Para ulama yang juga difungsikan sebagai pejabat-pejabat negara,bukan saja memberikan pengajaran Islamdi masjid-masjid negara,tetapi juga di istana sultan.Para sultan dan pejabat tinggi  rupanya juga menimba ilmu dri para ulama.Seperti halnya yang terjadi di  kerajaan Islam Samudra Pasai dan Kerajan Malaka.Ketika Kerajaan Samudra pasai mengalami kemunduran dalam bidang politik,tradisikeilmuan terus berlanjut.Samudera Pasai terus berfungsi sebagai pusat studi Islam di Nusantara.Namen,ketika kerajaan Malaka telah masuk islam,pusar studi keislaman tidak lagi hanya dipegang Samudera Pasai.Malaka kemudian juga berkembang sebagai pusar studi Islam di Asia Tenggara,bahkan mungkin dapat dikatakan dapat menyainginya.Kemajuan ekonomi kerajaan Malaka telah mngundang ulama dari mancanegara untuk berpartisipasi dengan lebih intensif dalam proses pendidikan dan pembelajaran agama islma.Kerajaan Malaka dengan giat melaksanakan pengajian dan pendidikan Islam.Hal itu terbukti dengan berhasilnya kerajaan ini dalam waktu singkat melakukan perubahan sikap dan konsepsi masyarakat terhadap agama,kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Proses pendidikan dan pengakaran itu sebagian berlangsung di kerajaan.Perpustakaan sudah tersedia di istana dan difungsikan sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahan  dari bahasa Arab ke bahasa Melayu.Karena perhatian kerjaan yang tinggi terhadap pendidikan Islam,bahkan ulama darim mancanegaranyang datang ke  Malaka,seperti dari Afghanistan ,Malabar,Hindustan,dan terutama dari Arab.Banyaknya para ulama besar dari berbagai negara yang mengajar di Malaka telah menarik penuntut ilmu dari berbagai krajaan Islam di Asia Tenggara untuk datang.dari Jawa misalnya,Sunan Bonang dab Unan Giri pernah menuntut ilmu ke Malak dan setelah menyelesaikan pendidikan mereka kembali ke Jawa dan mendirikan lembaga pendidikan Islam di tempat masing-masing.Hubungan antara kerajaan Islam,misalnya Samudra Pasai,Malaka,dan Aceh Darussalam,sangat bermakna dalam bidang budaya dan keagamaan.Ketiganya tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah dan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia.Untuk mengintensifkan Proses Islamisas,para ulama telah mengarang,menyadur,dan menerjemahkan karyakarya keilmuan Islam.Sultan Iskandar Muda adalah raja yang sangat memperhatikan pengembangan pendidikan dan pengajaran agama Islam.Ia mendirikan Hamzah al Fanzuri dan Syamsuddin as Sumatrani sebagai penasihat.Syekh Yusuf al Makassari ulama dari Kesultanan Goan di Sulawesi Selatan pernah menuntut ilmu di Aceh Darussalamnsebelum melanjutkan ke Mekkah.Melalui pengajaran Abdur Rauf as Singkili telah muncul ulama Minangkabau Syekh Burhanuddin Ulakan yang terkenal sebagai pelopor pendidikan islam di Minangkabau dan Syekh Abdul Muhyi al Garuti yang berjasa menyebarkan pendidikan Islam di Jawa Barat.karya karya susastra dan keagamaan dengan segera berkembang di kerajaan-kerajaan Islam.Kerajaan-kerajaan Islam itu telah merintis terwujudnya idiom kaltural yang sama,yaitu Islam.Hal itu menjadi pendorong terjadinya interaksi budaya yang makin erat.Di banten,fungsi istana sebagai lembaga pendidikan juga sangat cocok.Bahkan pada abad ke-17,Banten sudah menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam di pilau Jawa.Para ulama dari berbagai negara menjadikan Banten sebagai tempat untuk belajar.Martin van Bruinessen menyatakan,”Pendidikan agama cukup menonjol ketika Belanda datang untuk pertama kalinya pada 1596 dan menyaksikan bahwa orang-orang Banten memiliki guru-guru yang berasal dari Mekkah”.Di Palembang,Istana (keraton) juga difungsikan sebagai pusat sastra dan ilmu agama.Banyak sultan Palembang yang mendorong perkembangan intelektual keagamaan,seperti Sultan Ahmad Najamuddin (1757-1774) dan Sultan Muhammad Baha’uddin (1774-1804).Pada masa pemerintahan merekan,telah muncul banyak ilmuwan asal palembang yang produktif melahirkan karyakarya ilmiah keagamaan: ilmu tauhid,ilmu kalam,tasawuf,tarekan,tarikh,dan al-Qur’an.Perhatian sultan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam tercermin pada keberadaan perpustakaan keraton yang memiliki koleksi yang cukup lengkap dan rapi.Berkemangnya pendidika dan pengajaran Islam,telah berhasil menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas.Dua hal yang mempercepat proses itu yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu (lingua franca).Semua ilmu yang di diberikan di lembaga pendidikan islam di Nusantara ditulis dalam aksara Arab,baik dalam bahasa Melayu atau Jawa.Aksara Arab itu disebut dengan banyaj sebutan,seperti huruf Jawi (di Melayu) dan huruf pegon (di Jawa).Luasnya penguasaan aksara Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh tinginya tingkat kemampuan baca tulis yang mereka jumpai.Pada 1579,orang Spanyol merampas sebutan kapal kecil dari Brunei.Orang Spanyol ini menguji apakah orang-orang Melayu yang menyakatakan diri sebagai budak-budak Sultan itu dapat menulis.Dua dari tujuh orang itu dapat (menulis),dan semua mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu sendiri-sendiri.Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam di istana-istana raja seolah menjadi pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat.Setelah terbentuknya berbagai ulama hasi didikan dari istana-istana,maka murid-muridnya melakukan pendidikan ke tingkatan yang lebih luas,dengan dilangsungkannya pendidikan di rumah-rumah ulama untuk masyarakat umum,khususnya sebagai tempat pendidikan dasar,layaknya kuttab di wilayah Arab.Sebagaimana kuttab (lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Rasullillah) yang biasa mengambil tempat di rumah-rumah ulama,di Nusantara pendidikan dasar berlangsung di rumah-rumah guru.Pelajaran yang diberikan terutama membaca Al-Qur’an,menghafal ayat-ayat pendek,dan belajar bacaan sama tuannya dengan kehadiran islam di wilayah ini.Di Nusantara,masjid-masjid yang berada di pemukiman penduduk yang dikelolah secara swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum.Di sinilah terjadi demokrasi pendidikan dalam sejarah Islam.
Bahkan mungkin karna memiliki tingkatan otonomi dan kebebasan tertentu,di mesjid proses pendidikan dan pengajaran mengalami perkembangan.Tidak jarang di antaranya berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang cukup kompleks,seperti meunasah di Aceh,surau di Minangkabau,langgar di Kalimantan dan pesantren di Jawa.

ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA


Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Bangko Pusako
Pelajaran          : SEI
Pembimbing    : Abdullah
Kelompok 1     :
-Thomas Albert Bento
-Bagus Pribadi
-Diana Fitri S
-Khairunnisa
-Selly Anggriani                                                                                             



A.    ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA
            Islamisasi adalah proses konveksi masyarakat menjadi Islam.Dalam penggunaan kontemporer,mungkin mengacu pada pengenaan disarankan dari sistem sosial dan politik Islam di masyarakat dengan latar belakang sosial dan pribumi yang berbeda.Islamisasi adalah  sejara yang panjang yang bahkan sampai kini masih terus berlanjut kalau parah ahli sejarah mempersoalkan tentang asal usul nasionalisme indonesia,atau integrasi bangsa,mereka menyebutkan islam sebagai salah satu faktor utama maka hal itu dapat diartikan pada sifat islam yang universal dan pada jaringan ingatan kolektif yaitu keterkaitan para ulama di nusantara dalam berbagai corak jaringan sosial guru-murid,murid sesama guru,penulis dan pembaca,dan tak kurang pentingnya ulama-umara serta ulama dan umat.
B.     KEDATANGAN ISLAM KE NUSANTARA
            Kedatangan islam ke Nusantara mempunyai sejarah yang panjang.Satu di antaranya adalah tentang interaksi ajaran Islam dengan masyarakat di Nusantara yang kemudian memeluk Islam.Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke indonesia,terutama prihal waktu dan tempat asalnya.Pertama,sarjana-sarjana barat kebanyakan dari negeri Negeri Belanda mengatakan bahwa Islam masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.Pendapat ini mengasumsiakn bahwa Gujarat terletak di India bagian barat,berdekatan dengan laut Arab.Letaknya sangat strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat.Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak tahun Hijriah (abad ke-7 M).Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang arab langsung,melainkan para pedagang gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur.Pendapat J.Pijnapel  kemudian di dukung oleh C.Snouck Hurgronye,dan J.P Moquetta (1912).Argumenrasinya didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai,Aceh.Menurutnya,batu nisan yang terdapat di Kambay,Gujarat.Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat,atau setidaknya di buat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.Kedua,Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang).Pendapatnya di dasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.Tradisi tersebut anatara lain : tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali,seperti yang berkembang dalam tradisi Tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.Ketiga,Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahawa islam berasal dari tanah kelahirannya,yaitu Arab atau Mesir.Proses ini berlangsung pada abad-abad pertama Hijria atau abad ke-7 M.Senada dengan pendapat Hamka,teori yang mengatakan Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H.Johns.Menurutnya,proses Islamisasi dilakukan oleh musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan Indonesia.Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.
Semua teori di atas bukan mengadada,tetapi mungkin bisa saling melengkapi.Islamisasi di Kepulauan indonesia merupakan hal yang kompleks  dan hingga kini prosesnya masih terus berjalan.Pasai dan Malaka,adalah tempat dimana tongkat estafet Islamisasi dimulai.Pengaruh Pasai kemudian di warisi Aceh Darussalam.Sedangkan Johor tidak pernah bisa melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislami Malaka.Demikian pula Sulu dan Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai pengirim Islam ke wilayahnya.Sementara itu Minang kabau akan selalu mengingat Malaka sebagai pengirim Islam dan tak pernah melupakan Aceh sebagai peletak tradisi Surau di Ulakan.Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari Minangkabau juga selalu di ingat dalam tradisi Luwu dan Goa Tallo.







Senin, 26 Maret 2018

KOLONIALISME


NAMA                         : ABDULLAH, S.Pd
SEKOLAH INDUK     : SMA N 3 BANGKO PUSAKO
KAB.                           : ROKAN HILIR PROV RIAU
ALAMAT                    : JLN LINTAS RIAU SUMUT KM 14
MAPEL                       : PENDIDIKAN SEJARAH
NO HP                        : 0823 8427 5060

KOLONIALISME
Kolonialisme dan imperialisme ditumbuh kembangkan bangsa-bangsa Eropa di seluruh dunia, termasuk di Nusantara. Sejak terjadinya Perang Salib dan jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani (Turki Ottoman) pada tahun 1453 yang mengakibatkan ditutupnya jalur perdagangan Asia - Eropa lewat laut tengah, bangsa Eropa setelah mencapai kemajuan dibidang teknologi terutama teknologi pelayaran, mulai mencari dan membuka jalur perdagangan baru. Negara-negara Eropa yang memiliki andil dalam membentuk dan mengembangkan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia adalah Portugis, Belanda, Prancis dan Inggris.
Meskipun dalam masa Kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia menimbulkan banyak penderitaan pada indonesia, namun juga memberikan dampak positif pada Bidang politik, Bidang ekonomi, Bidang social, Bidang budaya. Juga menumbuhkan rasa juang yang tinggi sehingga menciptakan pahlawan-pahlawan yang kini kita kenal.
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
A.   Perubahan politik, ekonomi, dan sosial sebagai akibat perluasan  kolonialisme serta imperialisme di indonesia
Ø  Bidang Politik
1.    Struktur Birokrasi
Dengan diterapkannya kebijakan politik kolonial Belanda di Indonesia, masuk pula pengaruh Belanda dalam bidang struktur organisasi. Residen bertugas mengawasi jalannya pemerintahan harian kolonial, meperhatikan penanaman bahan pangan, dan mendorong pendirian sekolah pribumi. Bupati bertugas mengawasi pelaksanaan tanam paksa, mengawasi perjanjian dagang dengan bangsa-bangsa Eropa, dan mengawasi sekolah-sekolah pribumi.
2.    Sistem Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, Pulau Jawa dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah yang disebut prefectuure. Selain itu ia juga menjadikan penguasa lokal, seperti wedana sebagai pegawai negeri yang mendapat gaji negara dan bertanggung jawab kepada pemimpin prefectuure. Tahun 1903 pemerintah Belanda mengeluarkan Undang-Undang Desentralisasi yang berisi:
a.    Pendelegasian kekuasaan pusat ke Hindia Belanda, dari pemerintah Hindia Belanda ke departemen, pejabat lokal, dan dari pejabat Belanda ke pejabat pribumi
b.    Menciptakan lembaga otonom yang mengatur urusan sendiri
c.    Pemisahan keuangan pusat dan daerah
Berdasarkan undang-undang tersebut Indonesia dibagi menjadi kesatuan daerah yang disebut gouvernementen dengan gubernur sebagai pemimpinnya. Pembentukan pemerintah daerah ini dimulai dari Jawa Barat (1926), Jawa Timur (1929), dan Jawa Tengah (1930). Perubahan sistem pemerintahan ini dilanjutkan dengan penghapusan Dewan Karesidenan pada tahun 1925 dan dibentuk Dewan Kabupaten.
3.    Sistem Hukum
Sistem hukum Indonesia yang sebelumnya berdasarkan hukum adat tradisional berangsur-angsur digantikan oleh sistem hukum barat modern. Pada masa Gubernur Jenderal Daendels sudah diperkenalkan sistem pengadilan keliling dan pengadilan pribumi di setiap prefectuure yang disebut landgerecht.
Kebijakan kolonial di bidang hukum dilanjutkan dengan pendirian mahkamah agung (Hog-Gerechtschof) yang merupakan lembaga peradilan atau yudikatif tertinggi di Indonesia saat itu. Sejak tahun 1854, semua peraturan pemerintah yang berasal dari raja, putra mahkota, dan gubernur jenderal dinyatakan sebagai undang-undang.
B.   Bidang Ekonomi
1.    Sistem perdagangan interinsuler terdesak oleh Portugis dan Belanda
2.    Portugis dan Belanda melaksanakan monopoli perdagangan sehingga perekonomian rakyat semakin menurun
3.    VOC menekan rakyat untuk melakukan penyerahan tanam paksa berupa hasil bumi dan kerja rodi
4.    Sejak tahun 1830 Belanda melaksanakan tanam paksa yang mengakibatkan rakyat Indonesia semakin menderita dan sengsara
5.    Pada masa liberalisme, Indonesia terbuka bagi penanaman modal asing sehingga banyak pengusaha swasta mendirikan perkebunan di Indonesia
C.   Bidang Sosial
1.       Mobilitas sosial
Dalam struktur masyarakat Indonesia kolonial mobilitas sosial di kalangan penduduk pribumi hampir tidak terjadi. Masyarakat Indonesia meliputi golongan Eropa, Asia, dan Timur Jauh serta golongan pribumi.
2.       Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial masyarakat Indonesia sebelum datangnya Belanda terdiri atas golongan bangsawan (kelas atas), golongan birokrat pemerintah (kelas menengah), dan golongan rakyat jelata (kelas bawah). Dengan datangnya Belanda ke Indonesia, mereka mengambil alih kedudukan kaum bangsawan sebagai golongan kelas atas. Pada lapisan strata di bawahnya adalah golongan bangsawan dan birokrat pemerintah yang memiliki privilege atau hak-hak istimewa untuk memegang kekuasaan pemerintahan.
Lapisan terakhir adalah rakyat kebanyakan yang bekerja sebagai petani kecil,  buruh angkut, kuli kontrak, dan pekerjaan-pekerjaan kasar lainnya.
3.       Demografis dan mobilitas penduduk
Masuknya pengaruh sosial dan budaya Barat, serta kemajuan ekonomi di Indonesia telah membentuk pola kependudukan yang mengikuti sistem kependudukan modern. Mulai lahir desa-desa dan kota-kota modern menggantikan ibu kota kerajaan sebagai pusat aktivitas masyarakat Indonesia.
Bersamaan dengan berlangsungnya perubahan struktur demografis, terjadi mobilitas penduduk dari desa ke kota-kota yang baru berdiri, yang disebabkan faktor-faktor berikut:
a)    Perbedaan tingkat kehidupan desa-kota yang sangat mencolok
b)    Semakin berkurangnya tanah pertanian di daerah pedesaan
c)    Kebijakan Pemerintah Belanda untuk mengirimkan tenaga kerja kuli kontrak di perkebunan-perkebunan di luar Jawa
d)    Kedudukan dan peran perempuan
Sebelum kedatangan bangsa Barat ke Indonesia, kaum perempuan Indonesia sangat dirantai oleh aturan-aturan tradisi dan adat yang cenderung membatasi peran mereka dalam kehidupan masyarakat. Kedatangan bangsa Barat serta kebudayaannya sedikit banyak membuka mata beberapa kalangan di Indonesia, terutama kaum priyayi terpelajar untuk melakukan modernisasi.
Tokoh perempuan Indonesia yang dinilai sebagai pelopor kesadaran ini adalah Raden Ajeng Kartini, seorang putri Bupati Jepara. Hal itu ia mulai dengan membuka sekolah kaum perempuan dan menjadi gurunya. Sejak itulah, gerakan emansipasi terus bergulir di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
AZANUL AHYAN. 2013. Kolonialisme Dan Imperialisme Barat Di Indonesia. http://azanulahyan.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017.
Istavita Utama. Makalah Kolonialisme dan Imperialisme Barat Di Indonesia. http://underpapers.blogspot.com
Helmy Andanie. 2015. KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA. http://helmyandaniesatu.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017
Agung Saputro  2016. Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme barat di Indonesia. http://digugulanditiru1.blogspot.sg/ Diakses pada 31 Maret 2017.
Rizqi. 2015. Dampak Positif dan Negatif Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia. https://javasrizqi88.wordpress.com Diakses pada 31 Maret 2017.
Fikri Imani Kamil.2013. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).  http://fikri-imanikamil.blogspot.com Diakses pada 24 Maret 2017.

A.PENGRTIAN PROKLAMASI


Kelompok 4
1.Ariyati Winda Pratiwi
2.Siti Wulandari
3.Puspita Sari Dewi
Guru Pembimbing:
Abduiiah, S.Pd

A.PENGRTIAN PROKLAMASI
     Asal kata proklamasi adalah dari kata yunani proclamation artinya pengumuman kepada seluruh rakyat, terutama pada hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan.  Proklamasi kemerdekaan merupakan pengumuman kepada seluruh rakyat akan adanya kemerdekaan.

Pada umumnya proklamasi kemerdekaan bagi suatu bangsa bermaksud untuk:
1.      Melepas diri dari dari penjajahan bangsa lain.
2.      Dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang telah merdeka dalam pergaulan bangsa di dunia internasional.
3.      Mencapai tujuan nasional bangsa.

Makna dan arti penting proklamasikemerdekaan Indonesia
1.      Dari sudut hukum, proklamasi merupakan isi keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan hukum nasional (Indonesia) dan menghapuskan tanam hukum colonial.
2.      Dari sudut politik idiologis, bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan brdaulat penuh.
3.      Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
4.      Proklamasi merupakan alat hukum internasional selurh dunia, dan bangsa Indonesia mengambil nasib ditangannya sendiri.
5.      Proklamasi merupakan jalannya sejarah, pemberi inspirasi, dan motivasi bagi bangsa Indonesia.

LKS sejarah kls 3 semester 1

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEMPEROLEH DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN


KELAS XI IPS²
GURU PEMBIMBING : ABDULLAH
Kelompok V :
1.PIKA LESTARI
2.ANGGI PRASETIA
3.M.ALIF CANROY
4.RANITA NURAINI

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEMPEROLEH DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN


PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEBANGKITAN NASIONAL 1908
A.    Perjuangan Melawan Portugis
Perjuangan pertama dlakukan oleh rakyat malaka, Johor, Aceh, Maluku, Demak dan Sunda Kelapa.
a. Perjuangan Rakyat Malaka
 Pada tahun 1511 dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I melakukan perlawanan terhadap Portugis namun Malaka dapat di desak hingga menyingkir ke pulau Bintan. Akhirnya Malaka jatuh ke portugis pada 1511. Pada 1526 pulau Bintan diserbu oleh Portugis Sultan Mahmud Syah I lari ke pulau Kampar hingga wafatnya 1528.
b. Perjuangan Rakyat Johor
Dipimpin oleh Alaudin Ri’ayat Syah II mulai tahun 1530 kemudian dilanjutkan Abdul Jalil
Syah I (1580-1597) dapat menangkis serangan Portugis.
c. Perjuangan Rakyat Demak
 Dipimpin oleh Dipati Unus. Pada tahun 1512-1523. Melakukan perlawanan terhadap Portugis, dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan. Berusaha merebut kembali Malaka namun tidak berhasil
d. Perjuangan Rakyat Maluku
 Berhasil menaklukkan Malaka tahun 1511 kemudian menuju ke Maluku Utara karena sebagai  penghasil rempah-rempah. Tahun 1512 Portugis mengadakan hubungan dagang dengan Sultan Harun dari Ternate. Portugis ternyata memonopoli perdagangan, memeras dan menindas rakyat, penyebaran agama Kristen secara paksa sehingga membuat rakyat melakukan perlawanan. Tahun 1550 rakyat Ternate dibawah pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan. Portugis menipu dan membunuh Sultan Hairun degan dalih untuk mengadakan perundingan. Perjuangan diteruskan oleh Sultan Baabullah, putra Sultan Hairun. Tahun 1570-1575 Ternate, Tidore, dan Halmahera bersatu padu melawan Portugis. Tanggal 18 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil mengusir Portugis dari Ternate.
e. Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
 Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama islam di Jawa Barat memimpin rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tahun 1527 Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil mengalahkannya. Portugis terusir kembali ke Malaka. Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah kemudian  berdirilah kerajaan Banten
Perjuangan Menentang Penjajah Belanda
 Perjuangan menentang Belanda menggunakan kekerasan senjata dimulai sejak awal abad ke tujuh belas sampai abad dua puluh. Pada abad ke-16 penentangan dilakukan oleh: 1.

Sultan Agung dari Mataram (1613-1645). 2.

Sultan Hasanuddin dari kerajaan Goa Sulawesi Selatan (1667) 3.

Sultan Ageng Tirtayasa (1684) 4.

Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635) 5.

Untung Suropati dan Trunojoyo (1670) 6.

Ibnu Iskandar dari Minangkabau (1680) Yang berjuang pada abad ke-19 antara lain: 1.

Pattimura dari Maluku (1817) 2.

Pangeran Diponegoro (1825-1830) 3.

Imam Bonjol dari Minangkabau (1822-1837) 4.

Sultan Badaruddin dari Palembang (1817) 5.

Pangeran Antasari dari Kalimantan (1860)
Ketentuan tanam paksa sebagai berikut:
a.Menyediakan sebagian dari tanahnya untuk menanam tanaman yang dapat dijual di  pasaran eropa.
 b.Bagian dari tanah pertanian untuk tujuan ini tidak boleh melebihi sperlima dari tanah  pertanian. c.Waktu pengerjaan tanaman wajib tidak boleh melebihi waktu penanaman padi.
 d.Bagian dari tanah untuk menanam tanamamn wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah
e.Tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah hindia belanda jika ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar maka selisih akan dikembalikan.
f.Panen yang gagal akan dibebankan pada pemerintah.
g.Pengerjaan tanah di bawah pengawasan kepala pemerintah. Dalam prakteknya ketentuan-ketentuan tersebut diselewengkan oleh para pegawai  pemerintah Hindia Belanda dan para pemimpin pribumi yang mencari keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri tanam paksa sangat menyengsarakan rakyat.

Perjuangan Setelah Kebangkitan Nasional
 Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi social pertama di Indonesia, yaitu Budi Oetomo. Tangggal kelahiran Budi Oetomo dianggap sebagai dimulainya Kebangkitan  Nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya. Ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia setelah tahun 1908:
1. Perjuangan dlakujan dengan menggunakan organisasi, bukan menggunakan kekerasan
2.Para pemimpin berasal dari kaum intelektual, bukan raja atau sultan
 3.Rasa persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Perjuangan tidak bersifat kedaerahan lagi. Menurut Ismaun (1986:42), tumbuhnya kesadaran kebangsaan bangsa Indonesia di  percepat oleh faktor:
1.Perlawanan bangsa Filipina terhadap Spanyol pada tahun 1989
2.Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1885
 3.Kegiatan Partai Kongres di India melawan Inggris tahun 1885
 4.Bangkitnya Kemal Pasha di Turki pada tahun 1881
5.Keberhasilan dr. Sun Yat Sen dalam mendirikan Republik Cina pada tahun 1911
6.Pecahnya Perang Dunia I
 7.Didirikannya Volksraad (DPR) oleh Belanda tahun 1911 Sejak Budi Oetomo berdiri pada tahun 1908, di Indonesia kemudian berdiri beberapa organisasi yang bercorak budaya, politik, maupun keagamaan. Budi Oetomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Didirikan oleh para mahasiswa STOVIA di Jakarta. Diprakarsai oleh gerakan dr. Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya memulai kampanye untuk meningkatakan martabat rakyat dengan cara membentuk dana pelajar. Ketuanya dipilih Sutomo. Budi Oetomo tidak pernah mendapat dukungan massa sehingga kedudukannya di  politik kurang penting. Namun Budi Oetomo dipandang sebagai induk Kebangkitan Nasional karena Budi Oetomo pelopor berdirinya organisasi nasional

Berikut ini 4 peristiwa penting sebelum Proklamasi yang harus kita ketahui.

1. Jepang Menyerah Kepada Sekutu dan Dibentuknya BPUPKI dan PPKI

Kekalahan Jepang kepada Sekutu di Perang Dunia Kedua ditandai setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Berita kekalahan Jepang pun disambut baik oleh para rakyat Indonesia untuk segera memproklamasikan diri dan segera bebas.

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai didirikan sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia dengan dipimpin oleh Radjiman Wedyodiningrat. Setelah itu BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dan dipimpin oleh Soekarno dan Hatta.

Pada 12 Agustus 1945 perwakilan Jepang, Marsekal Terauchi, bertemu dengan pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat di Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi memberitahukan bahwa Jepang akan memberikan Indonesia kemerdekaan. Namun, Sutan Syahrir medesak Soekarno dan Hatta agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan karena berpikir hadiah kemerdekaan tersebut hanyalah tipu muslihat Jepang saja.

2. Peristiwa Rengasdengklok

Golongan pemuda dan golongan tua dari para pejuang dulu sempat memiliki argumen panas menanggapi kapan seharusnya Proklamasi dilakukan. Golongan muda seperti Sutan Syahrir, Wikana, Chaerul Saleh, Sukarni selalu mendesak agar Proklamasi segera dilakukan. Mereka ingin mendapatkan kemerdekaan dengan perjuangan sendiri dan bukannya karena hadiah dari Jepang.

Pada 16 Agustus 1945 dini hari para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Para pemuda ingin kembali meyakinkan Soekarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan dan tidak terpengaruh dengan Jepang. Mereka meyakinkan bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan itu adalah saat yang tepat untuk segera merdeka.

Ahmad Subardjo pun datang ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta serta memberi keyakinan kepada para pemuda bahwa Proklamasi akan dilakukan tapi tak boleh tergesa-gesa. Ia juga menyebutkan bahwa Proklamasi akan dilakukan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 siang.

3. Dirumuskannya Teks Proklamasi

Setelah dari Rengasdengklok, Soekarno dan rombongan kembali ke Jakarta dan segera melakukan pertemuan untuk membahas persiapan Proklamasi kemerdekaan. Pertemuan itu dilakukan di kediaman Laksamana Maeda yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang.

Di sana Soekarno, Hatta, Sukarni, Ahmad Soebardjo, Mbah Diro dan B.M. Diah melakukan rapat untuk menentukan isi teks Proklamasi. Setelah disepakati mengenai isi teks Proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta yang menjadi wakil bangsa Indonesia sebab mereka memiliki pengaruh yang besar bagi rakyat Indonesia.

Setelah itu, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks Proklamasi. Dari awal rapat yang dimulai sejak dini hari pada 17 Agustus 1945, akhirnya baru diselesaikan pada pukul 04.00 pagi saat teks Proklamasi selesai diketik dan ditandatangani. Berikut ini isi teks Proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti Melik:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen '05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno - Hatta

4. Pembacaan Teks Proklamasi

Pembacaan teks Proklamasi dilakukan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta (Jl. Proklamasi) pada pukul 10.00 pagi. Para tokoh perjuangan serta rakyat Indonesia berkumpul untuk menyaksikan teks Proklamasi dibacakan dan melihat pengibaran bendera Merah Putih.

Setelah Soekarno yang didampingi Hatta membacakan teks Proklamasi, bendera Sang Saka Merah Putih yang dijahit oleh ibu Fatmawati juga dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Saat pengibaran bendera para hadirin yang datang pun menyanyikan Indonesia Raya.
Indonesia pun dinyatakan telah merdeka dari penjajahan dengan perjuangan tak kenal menyerah dari para pahlawan. Meskipun banyak menghadapi kendala dan argumen akhirnya para tokoh bisa mempersatukan diri karena memiliki cita-cita yang sama yaitu ingin merdeka.

Berikut sejarah singkat rangkaian peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan RI

Tanggal 6 Agustus 1945 --
2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan  Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Tanggal 7 Agustus 1945 --
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Tanggal 9 Agustus 1945 --
Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
Tanggal 10 Agustus 1945 --
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar  berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah  bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para  pendukung Syahrir.
Tanggal 11 Agustus 1945 --
Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan dalam beberapa hari.
Tanggal 14 Agustus 1945 --
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur laut dari Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu  busuk Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Tanggal 15 Agustus 1945 --
Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal  bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.











Kamis, 22 Maret 2018

AKULTURASI DAN PERKEMBANGAN BUDAYA ISLAM DI INDONESIA


SMAN3 BANGKO PUSAKO
Kelas                        : X IPA 2
Guru Pembimbing : Abdullah, S.Pd

Nama – nama Kelompok :
- Roro Andini
- Putri Indah Lestari
- Rusmiati Ria Lestari
- Ahmad Dzulkarnain
- Manuel Aprilio S

D. AKULTURASI DAN PERKEMBANGAN BUDAYA ISLAM DI INDONESIA
Apa itu akulturasi? Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo yaitu Akulturasi merupakan fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok – kelompok manusia yang punya kebudayaan yang berbeda – beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus - menerus yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua – duanya,.
Dapat didefinisikan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur jadi satu menghasilkan kebudayaan baru namun tidak menghilangkan sifat kebudayaan aslinya.
Apakah di daerah kalian masih ada tradisi kuno yang dijalankan sampai sekarang? Jika masih ada, coba kalian perhatikan tradisi tersebut! Apakah ada unsur akulturasi antara tradisi Hindu-Budha atau Islam? karena tradisi lokal di Indonesia banyak yang merupakan akulturasi dari tradisi Hindu-Budha atau Islam.
Peradaban Islam ideologis bersumber pada Alqur’an dan Hadis. Dalam perkembangannya di Indonesia bersentuhan dengan unsur budaya pra-islam dan sekaligus menciptakan tatanan kehidupan sosial budaya yang penuh toleransi. Sikap islam yang sangat menghargai harmonisasi dengan budaya pra-islam membuka peluang masuk dan berkembangnya unsur baru.

1. Tradisi Lokal Indonesia
Keragaman suku bangsa yang tersebar di Nusantara merupakan kondisi objektif yang penting dan sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses penyebaran dan pembentukan tradisi islam yang ada di Indonesia. Perbedaan suku bangsa itu tidak hanya menyangkut perbedaan bahasa, adat istiadat, dan sistem sosio kultural pada umumnya, tetapi juga perbedaan orientasi nilai yang menyangkut sistem keyakinan dan keragaman masyarakat.
Setiap suku bangsa, selain memiliki kepercayaan lokal masing – masing, juga memiliki sistem pengetahuan dan cara pandang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pada pengelompokan yang diperkenalkan oleh pelopor studi hukum adat yaitu, Van Vollenhoven, terdapat 19 wilayah hukum adat yang mengisyaratkan agama islam tersosialisasikan dalam masyarakat yang memiliki ciri adat tertentu. Interaksi antara hukum islam dan hukum adat yang telah ada sebelum islam menjadi perdebatan di berbagai daerah. Daerah yang keterkaitannya dengan adat begitu tinggi dan paling intens menerima proses islamisasi, antara lain Aceh, Sumatra Barat, dan Sulawesi Selatan. Terutama menyangkut persoalan untuk mempertemukan atau menyelaraskan agama dan adat dalam kehidupan sehari – hari.
Kepercayaan dan tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa - sisa tradisi megalithikum pada dasarnya bertumpu pada keyakinan tentang adanya aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi dalam alam dunia. Aturan suprakosmis itu bersifat stabil, selaras, dan kekal. Trradisi kepercayaan dan sistem sosial budaya adalah produk masyarakat lokal dalam menciptakan keteraturan dengan membagi berbagai hal seperti benda, binatang, manusia, roh, dan sifat – sifatnya ke dalam 4 arah mata angin. Pembagian itu dilakukan juga untuk meramal keteraturan (keselamatan) dan ketidakteraturan hidup. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai cara dalam menjaga tatanan kosmos, seperti menceritakan kembali mitos, mempraktikkan isi mitos, melakukan upacara adat, menghadirkan  tata cara menanam dan memanen, melakukan korban dan selamatan, serta menjalankan upacara peralihan hidup.
Agama islam yang masuk ke wilayah Nusantara berhadapan dengan berbagai bentuk kepercayaan lokal dan Hindu-Budha. Di daerah yang terkena pengaruh islam yang kuat dan mendalam, tradisi kepercayaan lokal tidak dapat berkembang lebih lanjut. Pada saat islamisasi berlangsung, terjadi perubahan cara pandang penduduk lokal dalam melihat hubungan antara alam/benda dengan manusia.

2. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budha, dan Islam Di Indonesia
Keragaman suku bangsa yang tersebar di Nusantara merupakan kondisi objektif yang penting dan sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses penyebaran dan pembentukan tradisi islam di Indonesia. Perbedaan suku bangsa tidak hanya menyangkut perbedaan bahasa, adat istiadat, dan sistem sosio-kultural pada umumnya, namun juga perbedaan orientasi nilai menyangkut sistem keyakinan dan keragaman masyarakat. Kepercayaan dan tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa - sisa tradisi meghalithikum (kebudayaan yang menghasilkan bangunan dari batu besar, seperti menhir yaitu tugu yang melambangkan arwah nenek moyang sehingga jadi benda pujaan. Dolmen yaitu bentuknya seperti meja batu berkakikan tiang satu yang merupakan tempat sasaji.
Indonesia sejak zaman neolithikum atau zaman batu muda di mana alat yang dibuat sudah diasah sehingga jadi halus dan indah. Dikatakan bahwa sejak zaman Neolithikum bangsa Indonesia telah mengenal :
1. Cara pertanian padi
2. Mengenal alat pemotong padi
3. Teknik pembuatan batil
4.peternakan; dsb.
Bersamaan dengan masukn dan berkembangnya agama islam, berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur budaya itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam budaya Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian Indonesia dan Islam. Akukturasi budaya Indonesia dan Islam juga mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha. Perpaduan budaya Indonesia dan Islam, antara lain sebagai berikut :
§      Seni Bangunan. Misalnya bangunan Makam dan Bangunan Mesjid
Fisik bangunan pada makam Islam sering dijumpsi bangunan kijing atau jirat (bangunan makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang kadang disertai bangunan rumah (cungkup) di atasnya. Dalam Islam tidak ada aturan tentang adanya kijing atau cungkup. Adanya bangunan merupakan cirri bangunan candi dalam ajaran Hindu-Budha.
Tata upacara pemakaman terlihat jelas dalam bentuk upacara dan selamatan sesudah acara. Tradisi memasukkan jenazah dalam peti merupakan unsure tradisi zaman purba (kebudayaan megalithikum yang mengenal kubur batu) yang ada terus menerus sampai sekarang.
Penempatan makam terjadi akulturasi antara kebudayaan lokal, Hindu-Budha, dan Islam. Misalnya, makam terletak ditempat yang tinggi dan dekat dengan mesjid. Contoh : Makam Raja Mataram yang terletak di Bukit Imogiri dan makam para wali yang berdekatan dengan Mesjid. Dalam agama Hindu-Budha makam diletak dalam Candi.
Bangunan Mesjid merupakan salah satu wujud budaya Islam yang berfungsi sebagai tempat Ibadah. Dalam sejarah Islam, mesjid memiliki perkembangan yang beragam sesuai dengan daerah tempat berkembangnya. Di Indonesia, mesjid punya bentuk khusus yang merupakan perpaduan budaya Islam dengan budaya setempat. Perpaduan budaya pada bangunan terlihat seperti pada bentuk mesjid di pulau Jawa, bentuknya seperti pendopo (balai atau ruang besar tempat rapat) dengan komposisi ruang berbentuk persegi dan beratap tumpang.
§      Seni Rupa
Dapat dilihat pada ukiran bangunan makam. Hiasan pada jirat (batu kubur) yang berupa susunan bingkai candi. Pada dinding rumah, makam dan gapura terdapat corak dan hiasan yang mirip dengan yang terdapat pada Pura Ulu Watu dan Pura Sakenan Duwur di Tuban (Jawa Timur). Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran agama islam di Indonesia adalah seni kaligrafi. Kaligrafi tersebut biasanya digunakan untuk menghias bangunan Makam atau Mesjid.
§      Aksara
Dalam hal aksara diwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu disebut dengan istilah Arab gundul.
§      Seni Sastra
Pada zaman Islam banyak berkembang di daerah selat Malaka (daerah Melayu) dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamza, Hikayat Bayan Budiman, dan Cerita 1001 malam. Di samping itu pengaruh budaya Hindu-Budha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia. Misalnya, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang.



§      Sistem Pemerintahan
Pengaruh agama Islam juga terjadi dalam bidang pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudayaan pra-Islam. Sebelum masuk agama Islam, di Indonesia telah berkembang sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan. Raja punya kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun. Masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam penyebutan raja. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan), penambahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan nama Islam (Arab).
§      Sistem Kalender
Dalam sistem kalender dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa. Sistem kalender diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M. Sebelum masuknya budaya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Jawa, nama bulan adalah Sura, Safar, Mulud, Bakda, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Pasa, Syawal, Zulkaidah, dan Besar. Nama harinya adalah Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu, dan Ahad yang dilengkapi hari pasaran, seperti Legi, Pahing, Pon, Wege, Kliwon.
§      Filsafat
Filsafat merupakan disiplin berusaha menjawab masalah yang tidak terjawab oleh disiplin ilmu yang lain. Filsafat akan mencari suatu kebenaran yang hakiki. Dalam mencari suatu kebenaran, umat islam menggunakan pendekatan tasawuf. Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang orang yang langsung mencari Tuhan karena terdorong oleh cinta dan rindu terhadap Tuhan.
Mereka meninggalkan masyarakat ramai dan kemewahan dunia serta mendekatkan diri pada Tuhan dengan seluruh jiwa dan raga mereka. Para pencari tuhan mengembara ke mana - mana. Mereka dinamakan sufi dan alirannya dinamakan tasawuf. Bersama dengan perkembangan tasawuf, muncul terekat di Indonesia, seperti terekat qadariyah. Terekat adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh kaum sufi untuk mendekatkan dirinya pada Allah SWT.
§      Aliran Kebatinan
Dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan, muncul usaha mencari Tuhan dari kalangan sufi. Seperti ajaran manunggaling kawulo gusti yang diajarkan oleh syeikh Siti Jenar banyak dipengaruhi oleh unsur budaya pra-Islam. Akibatnya, ia dihukum oleh para wali, karena dianggap menyesatkan.
§      Filsafat Jawa
Filsafat Jawa sangat erat sekali hubungannya dengan dunia pewayangan. Oleh karena itu, dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa para wali menggunakan wayang sebagai medianya. Tokoh yang terkenal adalah Sunan Kalijaga.
3. Perbandingan Konsep Kekuasaan Di Kerajaan  Hindu-Budha Dengan Kerajaan Yang Bercorak Islam
Dalam ajaran Hinduisme dan Budhisme terdapat suatu pandangan yang dikenal sebagai kosmogoni (asal-usul alam semesta). Dalam konsepsi tersebut manusia menganggap bahwa antara dunia manusia dan jagat raya terdapat kesejajaran. Pandangan tersebut memengaruhi alam pikiran manusia sehingga melahirkan konsepsi tentang hubungan antara manusia dan jagat raya.Selanjutnya, hal itu dihubungkan dengan kegiatan politik dan kekuasaan yang berwujud dalam susunan pemerintahan. Hal itu terjadi juga pada kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang menganggap raja dan kerajaannya (mikro kosmos) merupakan gambaran nyata dari jagat raya (makro kosmos).
Dalam konsep kekuasaan kerajaan yang bercorak Islam, mengkultuskan raja tidak berlaku karena dalam ajaran agama Islam kedudukan antara manusia dengan Tuhan sangat berbeda. Tuhan berada di atas segala - galanya. Ajaran Islam menempatkan raja dalam kedudukan yang tidak semulia dan seagung pada zaman Hindu-Budha, tetapi sebagai khalifatullah, yaitu sebagai wakil penguasa di dunia dan akan dimintai pertanggungjawabannya nanti. Manusia yang akan diangkat sebagai khalifatullah akan mendapat tanda - tanda khusus dari Tuhan dalam bentuk perlambangan tertentu.
Dalam kitab Babad Tanah Jawi, dikisahkan bahwa takhta Kerajaan Majapahit sebelum diserahkan pada Raden Patah harus terlebih dahulu diduduki (dilungguhi) oleh Sunan Giri selama 40 hari sebagai syarat untuk menolak bala. Pelambang lainnya yang menunjukkan kekuatan magis adalah alat gamelan berupa gong. Di Kerajaan Banjar tanda yang berkekuatan magis berupa paying, keris, umbul-umbul, mahkota dan gamelan. Di Ternate, benda yang dianggap mempunyai kekuatan magis, antara lain mahkota kereta keranjang, paying, bendera, keris dan pedang.


DAFTAR PUSTAKA

Matroji.2008.Sejarah 2 SMA/MA.Jakarta: Bumi Aksara.
Gunawan, Restu, Dwi, dkk.2017.Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X.Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.


Jawaban Eksplorasi Konsep - Modul 1.2 Abdullah, S.pd CGP Angkatan 11

1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik? Nilai-nilai yang ...