Sabtu, 02 Maret 2019

politik dan seni budaya


TUGAS SEJARAH 
    “politik dan seni budaya “

OLEH :
ELIZA
ERLIZA
FERNANDO PARDEDE

KELAS : XI-IPS2
SMAN 3 BANGKO PUSAKO
KABUPATEN ROKAN HILIR
PROVINSI RIAU
TAHUN AJARAN 2018/2019

1.Politik
   Campur tangan (intervensi) terhadap masalah internal kerajaan merupakan bagian dari upaya melancarkan monopoli perdagangan. Campur tangan umumnya terjadi ketika terjadi perebutan takhta di dalam istana. Dalam hal itu, VOC akan berupaya meperuncing persoalan atau melakukan politik peah belah (divide et impera) dengan memihak salah satu kubu yang bersedia bekerja sama dengan VOC, baik berupa mengakui kebijakan monopoli VOC,mengizinkan  VOC menguasai sebagian wilayah kerajaan, maupun dalam kasus yang ekstrem menyerahkan kedaulatan kepada VOC sebagaimana pernah terjadi di Surakarta pada tahun 1749.                                                                                                                                                          
   Raja pilihan VOC itu biasanya berhasil karena mendapat dukungan militer dan financial VOC yang besar. Selain itu,campur tangan VOC juga tampak dalam hal pengangkatan pejabatan-pejabatan keratin,seperti patih,ataupun penentuan kebijakan ekonomi-politik kerajaan. Meskipun demikian,bentuk intervensi yang paling sering pada masa VOC adalah dalam kasus perebutan takhta.
  Selanjutnya, pada masa pemerintahan Hindia Belanda bertindak sewenang-wenang terhadap bangsawan dan raja-raja pribumi. Belanda kerap memperlakukan para bangsawan dan raja pribumi sebagai bawahan. Adat-isiadat, kebiasaan, aturan, serta hak istimewa mereka tidak dihormati oleh Belanda.
2.Seni Budaya
  Pada masa kolonial, terdapat penggolongan kelas sosial penduduk Hindia Belanda berdasarkan ras. Penggolongan ras tersebut adalah sebagai berikut.                                   
·       Golongan Eropa,
·       Golongan indo (keturunan campuran pribumi dan Eropa),
·       Golongan keturunan Timur Asing (Tionghoa, India, dan Arab),
·       Golongan pribumi (Indonesia) atau inlander.
  Pembagian penduduk berdasarkan golongan ini memiliki konsekuensi baik dalam bidang sosial, hukum, ekonomi, maupun politik. Golongan Eropa mendapat perlakuan istimewa dalam bidang sosial, hukum, ekonomi, dan politik. Dalam bidang pendidikan, misalnya, mereka ditempatkan di sekolah yang dikhususkan untuk mereka dan tidak berbaur dengan penduduk pribumi ataupun golongan Timur Asing. Selain itu, golongan ini mendapat banyak kemudahan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Mereka ibarat raja dalam model feoda-tradisional (kerajaan).Sementara itu, golongan Timur Asing diberi perlakuan khusus oeh Belanda dalam bentuk keleluasaan untuk bergerak di bidang perdagangan. Sebagai saudagar, mereka menguasai perdagangan eceran.
  Golongan pribumi masih dibedakan lagi berdasarkan aspek keturunan, pekerjaan, dan pendaidikan. Golongan bangsawan atau ningrat (aristocrat) merupakan golongan tertingi. Termasuk dalam golongan ini adalah raja/sultan dan keturunannya, para pejabat kerajaan, serta pejabat pribumi dalam pemerintahan kolonial. Di bawah mereka adalah rakyat biasa.
  Rakyat biasa adalah golongan yang paling menderita dalam sistem sosial ini. Mereka dibebankan banyak kewaajiban , termasuk pajak, tetapi nasibnya tidak diperhatikan pemerintah kolonial. Selain itu, kuli untuk perkebunan-perkebunan swasta asing dan tenaga untuk kerja paksa berasal dari golongan ini. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman W. Daendels, ia mengerahkan secara paksa orang-orang dari golongan ini untuk membangun jalan pos dari Anyer sampai panarakun.
   Pengaruh kehidupan Eropa mulai merusak nilai-nilai kehidupan traadisinal. Tradisi-tradisi dan nilai-nilai kehidupan penduduk pribumi perlahan-lahan digantikan dengan tradisi para penguasa kolonial. Tradisi dan nilai-nilai bangsa Eropa banyak mendapat penentangan, terutama dari kalangan pemimpin agama. Tradisi dan nilai-nilai bangsa Eropa dianggap bertentangan dengan ajaran islam. Pandangan keagamaan dan diskriminasi ras menjadi faktor pendorong dilakukannya perlawanan terhadap pemerintah kolonial oleh penduduk pribumi.                                                                                                    











0 komentar:

Posting Komentar

Jawaban Eksplorasi Konsep - Modul 1.2 Abdullah, S.pd CGP Angkatan 11

1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik? Nilai-nilai yang ...